Menilik Keindahan Sangiang, Eksotika Pulau Tak Bertuan
- Istimewa
Siap – Pulau Sangiang bagi sebagian orang disebut sebagai tanah tak bertuan. Namun, siapa sangka pulau yang terletak di Selat Sunda ini memiliki pesona alam dan khazanah hayati yang luar biasa.
Pulau Sangiang menjelma menjadi destinasi wisata andalan akhir pekan dan saat liburan pada para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Apa keistimewaan Pulau Sangiang sehingga layak dikunjungi?
Bagaimana pulau kecil itu menjadi primadona bagi wisatawan dari pelbagai kalangan?
Dilansir dari bantenprov.go.id, Pulau Sangiang merupakan bagian dari Provinsi Banten dan merupakan kawasan konservasi. Tak heran, pulau ini mendapat perhatian khusus dan dijaga Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Lanskap alam Pulau Sangiang terbagi dalam tiga ekosistem yang mencakup hutan daratan rendah, hutan pantai, dan hutan payau.
Keadaan ini membuat flora dan fauna di pulau ini hidup secara bebas dan terjaga. Fauna seperti lutung, landak, biawak, dan berbagai macam ular masih sering kita temui di pedalaman hutan Pulau Sangiang.
Begitu juga dengan aneka jenis biota laut di pulau ini. Karang-karang serta jenis ikan hidup dalam keadaan yang masih terlindungi.
Hal yang sama juga bisa kita lihat pada objek wisata yang terdapat di Pulau Sangiang.
Pada bagian timur pulau terdapat Gua Kelelawar yang menawarkan pengunjung sebuah pesona melihat langsung kehidupan langsung mamalia terbang ini di dalam gua.
Keunikan gua yang harus digapai dengan jalan menembus hutan ini terlihat pada bagian ujungnya.
Lautan lepas dengan gulungan ombak yang sesekali muncul menerjang sisi tepi dinding gua menjadi panorama yang tidak dapat disaksikan pada gua-gua umumnya.
Jika beruntung, pengunjung dapat melihat ikan hiu yang hilir mudik menunggu kelelawar jatuh untuk menjadi santapan.
Masih di sisi timur pulau, ada juga gua lainnya yang menghiasi bagian tepi pulau. Namanya Gua Tungku.
Nama tungku sendiri diambil karena bentuk gua ini mirip dengan alat pembakaran yang biasa dipakai untuk memasak. Untuk menuju ke sini pengunjung diharuskan mendaki bukit hingga menuruni tebing untuk bisa melihat keindahan gua lebih dekat.
Sama seperti Gua Kelelawar, di Gua Tungku juga memiliki dengan bagian ujungnya yang terlihat jelas.
Berjalan ke timur daya, ada pantai dengan tepiannya yang panjang. Tidak salah jika nama pantai ini adalah Pantai Pasir Panjang.
Pantai ini bertekstur pasir lembut pada bagian tepinya, sedangkan pada bagian belakang lebih keras dan bewarna agak kecokelatan.
Sisi pantai ini dibatasi dengan tebing-tebing sebagai pondasi Pulau Sangiang.
Sementara, untuk ombak pantai ini relatif kecil dan sangat aman untuk menjadi arena bermain keluarga.
Setelah seharian menyisir bagian timur pulau, pengunjung bisa menutup jelajah pulau dengan menikmati keindahan panorama matahari tenggelam di Pantai Batu Mandi.
Letak pantai ini berada di bagian barat atau tepatnya berada di sisi kiri dari Dermaga Pulau Sangiang.
Keindahan Pantai Batu Mandi tidak hanya memberikan lanskap yang cantik dengan warna jingga khas matahari tenggelam.
Pasirnya yang putih bertekstur lembut juga menjadi sajian yang tersedia di pantai ini.
Terlebih lagi adanya kolam alam yang dibatasi dengan bebatuan karang membuat Pantai Batu Mandi menjadi primadona wisata di Pulau Sangiang.
Satu lagi yang menarik, di pantai ini adalah Menara Pantau yang letaknya terdapat di pojok kanan pantai.
Menara yang memiliki ketinggian mencapai 30 meter ini digunakan TNI AL yang bertugas di Pulau Sangiang untuk melihat keadaan laut dan kapal yang sering hilir mudik di sekitar pulau ini.
Pengunjung bisa naik ke atas puncak namun harus dengan izin yang dikeluarkan oleh petugas yang sedang bertugas di Pulau Sangiang.
Dikutip dari indonesiakaya.com, Pulau Sangiang dahulu pernah dijadikan sebagai destinasi wisata unggulan dengan taraf internasional. Terlihat dari sisa-sisa bangunan hotel dan rumah sakit yang bisa dilihat di pulau ini.
Namun, karena krisis moneter yang menimpa Indonesia pada tahun 1998, proyek besar ini pun ikut kena imbas dan akhirnya dihentikan.
Pada zaman penjajahan Jepang, pulau ini pernah dijadikan tempat menyimpan harta karun hasil rampasan masyarakat Indonesia.
Harta-harta tersebut konon disimpan di dalam bungker yang terletak di dalam pedalaman hutan Pulau Sangiang.
Untuk menuju ke sini membutuhkan waktu seharian. Pengunjung bisa melihat sisa-sisa bangunan yang menjadi saksi bisu penjajahan jepang.
Menikmati Pulau Sangiang yang secara administratif masuk dalam Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Banten, bisa dimulai dari Pelabuhan Anyer yang berjarak 30 km dari Kota Serang.
Dari sini, pengunjung bisa menyewa perahu kemudian dilanjutkan dengan perjalan selama satu jam sebelum tiba di Dermaga Pulau Sangiang.
Namun jangan berharap adanya fasilitas mewah tersedia di Pulau Sangiang. Di pulau ini fasilitas yang tersedia hanya berupa bangunan polisi hutan dan pos TNI AL.
Kedua bangunan ini juga menjadi tempat pengunjung untuk menginap sekaligus beristirahat.
Selain itu, bagi yang ingin dekat dengan alam, polisi hutan juga menyediakan tenda sebagai fasilitas pendukung lainnya bagi pengunjung yang ingin bermalam di Pulau Sangiang.
Yuk, berwisata ke Pulau Sangiang, Banten demi menikmati pesona bahari Indonesia.