Intip Serunya Ratusan Bocah SD Yogyakarta Nonton 5 Film Layak Anak Indonesiana

Ratusan bocah SD Yogyakarta
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Ratusan siswa sekolah dasar (SD) antusias ketika diajak nonton bareng di bioskop Empire XXI, Yogyakarta. Kegiatan itu diinisi oleh Layar Anak Indonesiana (LAI) bersama Kemendikbud di Jogja. 

Jalur Rempah Jadi Warisan Dunia, Kemdikbud akan Daftarkan ke Unesco

Kegiatan itu merupakan bagian dati NETPAC-Asian Film Festival (JAFF) ke-18.

Terpantau, ratusan siswa SD dari berbagai sekolah di Kota Yogyakarta itu antusias, memadati Studio 2 Empire XXI, belum lama ini.

Ini Jurus Jitu BMK Kemendikbudristek Rangkul Anak Indonesia Kenali Budaya Leluhur

Mereka tampak sumringah ketika diajak nonton lima film yang diputar secara bergantian. Adapun tayangan film pertama berjudul Ndogmu dan Ndogku yang disutradarai Kelik S. Nugroho dari Yogyakarta. 

Sebagai pembuka, film bergenre live shoot animasi itu berhasil membuat penonton tertawa sekaligus tegang dengan alur cerita yang disajikan.

Tahun Depan Anggaran Pendidikan Naik

Kepala Balai Media Kebudayaan (BMK) Kemendikbudristek, Retno Raswaty yang hadir di lokasi nonton bareng mengucapkan syukur dan rasa terima kasih karena sudah menyaksikan film-film Layar Anak Indonesiana.

“Ini adalah hari yang baik. Hari yang luar biasa. Terima kasih sudah menyaksikan produksi dari Indonesiana. TV yang berhasil lolos seleksi di JAFF," katanya dikutip pada Selasa, 5 Desember 2023.

Menurutnya, ini adalah hasil dari sebuah proses panjang, mulai Febuari sampai selesai Agustus dan bisa hadir di JAFF. 

"Ini adalah bukti dari sebuah usaha dan kerja keras untuk bisa tampil dan tayang di sini,” ucap Retno Raswaty. 

Film LAI yang ditayangkan diantaranya  film Perahu Kertas Hao You yang disutradarai Riqhi Alvin Sani dari Pontianak.

Kemudian, film Mlethek yang disutradarai Wahyu Agung Prasetyo dari Yogyakarta, film Serdadu Apel Emas yang disutradarai Lingga G. 

Lalu, Permadie dari Malang, serta film animasi wayang berjudul Ijo dan Emas yang disutradarai Daud Nugraha dari Bandung.

Usai menonton sederet film tersebut, seumlah anak sempat bertanya langsung kepada para sutradara film dan pemeran film mengenai proses produksi. 

Kenzo, siswa SD Muhamadiyah Demangan mengatakan, dirinya senang bisa menonton lima film bersama dengan teman-temannya.

“Saya ingin bertanya, bagaimana cara membuat film Serdadu Apel Emas?” ujarnya kepada Lingga G. Permadie, sang sutradara.

Menanggapi hal itu, Lingga menjelaskan, bahwa proses produksi filmnya diawali dengan pembuatan naskah, lalu membuat lagu, dan dihafalkan bersama dengan para pemain. 

Penonton lainnya, David, bertanya berapa lama proses pembuatan film Perahu Kertas Hao You. 

Sang sutradara, Riqhi Alvin Sani menuturkan, proses produksi filmnya memakan waktu selama satu sampai dua bulan untuk persiapan.

Kemudian, proses syuting selama empat hari dan editing sekitar satu setengah bulan.

Sedangkan Daud Nugraha, sutradara film animasi wayang Ijo dan Emas mengatakan, ada lebih dari 100 wayang yang digunakan dalam produksi filmnya. 

“Untuk pembuatan wayang, kami tidak menggunakan kulit sapi, melainkan dengan karton yang tebal, serta cat khusus untuk pembuatan wayang kulit,” tuturnya. 

Sebagai informasi, LAI merupakan program produksi film pendek fiksi dan dokumenter untuk anak yang diselenggarakan BMK Kemendikbudristek melalui Indonesiana.TV. 

LAI mencoba mengisi kelangkaan produksi film untuk anak sekaligus mengangkat keragaman cerita dan talenta dari berbagai kota di Indonesia. 

Setiap film membawa keunikan dan ragam seni budaya yang menghidupinya. 

Tujuannya memperkenalkan obyek pemajuan kebudayaan dan menanamkan pendidikan karakter, nilai budaya, dan kearifan lokal pada anak.

Hadirnya film anak semakin melengkapi deretan layar lebar yang disajikan JAFF hingga turut menjadi ajang apresiasi dan literasi film bagi pelajar Kota Yogyakarta. 

Karenanya, Balai Media Kebudayaan bekerja sama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X dan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. 

Adapun siswa-siswi yang datang unuk menonton LAI di JFF ini berasal dari SD Muhammadiyah Demangan, SD Negeri Klitren, SD Negeri Bhayangkara, SD Negeri Demangan, SD Muhammadiyah Sapen I.

Kemudian, SD Muhammadiyah Sagan, SD Negeri Serayu, SD Negeri Ungaran, dan SD Negeri Sagan. Acara ini juga dihadiri Inspektur I Kemdikbudristek, Muhaswad Dwiyanto.