Misteri Batu Satam: Permata Langka dari Belitung yang Terbentuk dari Tabrakan Meteor
- Istimewa
Batu satam pertama kali ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1978 oleh seorang penambang timah etnis Tionghoa di Desa Buding, Kecamatan Kelapa Kampit, saat menggali pada kedalaman 50 meter.
Penelitian menyebutkan bahwa batu satam, atau billitonite, terbentuk sekitar 700 ribu tahun yang lalu saat asteroid menabrak bumi.
Nama 'satam' sendiri berasal dari bahasa Tionghoa, di mana 'Sa' berarti 'Pasir' dan 'Tam' berarti 'Empedu', merujuk pada 'Empedu Pasir'.
Batu ini juga menjadi ikon dari ibu kota Belitung, Tanjung Pandan, di mana replika batu satam dapat dilihat di pusat kota.
Selain keindahannya, batu satam juga dipercayai memiliki kekuatan mistis, seperti penangkal racun dan penolak jin.
Meskipun tergolong langka dan sulit ditemukan karena hanya tersedia di bekas area penambangan, batu satam tetap diminati dan harganya tetap tinggi, berkisar dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah tergantung ukuran.
Batu satam tidak hanya menawarkan keindahan estetika tetapi juga kisah geologi dan budaya yang kaya, menjadikannya lebih dari sekadar batu, namun sebuah simbol kebanggaan dan misteri dari Belitung.