Siswi SMA Ciptakan Batu Bata Ramah Lingkungan dari Fly Ash untuk Mengurangi Emisi Karbon

Siswi smk ciptakan batu bata ramah linhkungan
Sumber :
  • Siap.Viva.co.id sumber. Istimewa

Siap –Sheina Ashley Pribadi, seorang siswi kelas 12 di Jakarta Intercultural School (JIS), telah menciptakan terobosan luar biasa dengan mengubah fly ash (abu terbang) menjadi batu bata ramah lingkungan

9 Tahun Berlalu, Polisi Periksa 38 Saksi di Balik Tewasnya Akseyna Mahasiswa UI

Proyek yang ia inisiasi dengan nama ACE bertujuan untuk menciptakan bahan bangunan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, dengan tujuan mengurangi emisi karbon.

Dalam proyek ACE-nya, Sheina berhasil menciptakan semen ramah lingkungan yang tidak hanya lebih murah, tetapi juga lebih kuat daripada bahan konvensional. 

Tuai Kontroversi, Pemerintah Dikabarkan Bakal Beberkan Soal Tapera Hari Ini

Yang lebih menakjubkan lagi, semen ini dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan batako, yang jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan batako semen tradisional.

Motivasi Sheina untuk memulai proyek ini adalah menggantikan penggunaan batako dan batu bata tanah liat yang telah lama menjadi penyebab polusi lingkungan. 

Kenapa Daihatsu Ayla Cocok untuk Mobil Harian?

Pendekatan yang diambil adalah dengan menggantikan sebagian besar bahan baku semen dalam batako dengan fly ash, yang merupakan produk sampingan dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara. 

Dengan demikian, fly ash yang sebelumnya hanya menjadi sampah dapat digunakan secara produktif dan mengurangi dampak negatifnya pada lingkungan.

Sheina tidak hanya berusaha menciptakan produk ini, tetapi juga ingin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menggunakan bahan bangunan rendah polusi.

Tujuannya adalah memperlambat dampak perubahan iklim dengan mengurangi emisi karbon. Ide proyek ini muncul saat Sheina mengikuti kursus solusi lingkungan di Stanford pada tahun 2021.

 Dengan konsultasi dari profesor dan insinyur, Sheina menjalankan eksperimen sendiri, mulai dari pembuatan prototipe rumah hingga pengujian di laboratorium. Hasilnya luar biasa, dengan formula terakhir mampu menghemat 50% emisi karbondioksida. 

Setiap kilogram semen yang digantikan dengan fly ash dapat menghemat 0.9 kilogram karbondioksida yang tidak terlepas ke atmosfer.

Selanjutnya, dilakukan pengujian kekuatan. Sembilan prototipe batu bata terkuat diuji di laboratorium Universitas Tarumanegara Jakarta, dan formula terakhirnya berhasil melampaui standar FC20 (mutu sedang beton standar Kementerian PUPR).

Saat ini, batu bata ramah lingkungan yang ditemukan oleh Sheina telah mulai diproduksi. Sheina dibantu oleh lokakarya lokal di Bogor yang menggunakan fly ash dari PLTU Paiton Malang sebagai bahan baku.

 Desainnya juga banyak dibantu oleh pamannya yang seorang arsitek berpengalaman.

Meskipun potensial untuk tujuan komersial, Sheina memutuskan untuk sementara waktu memfokuskan produknya untuk membangun kepentingan umum, seperti memperbaiki trotoar yang rusak. 

Salah satu contohnya adalah trotoar di kawasan sekolah Al-Firdaus di BSD.

Tentang rencana masa depan, Sheina tidak berorientasi pada penjualan komersial. Tujuannya adalah memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.

Proyeknya telah mendapatkan dukungan berupa hibah dari The Iris Project, yang membantunya membeli bahan baku dan peralatan yang diperlukan.

Sheina berharap bahwa temuannya ini akan dapat dipatenkan dan bermitra dengan perusahaan bangunan di Indonesia untuk memproduksi secara massal. 

Langkah ini akan membantu menciptakan bahan bangunan yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi emisi karbon, serta menjadi langkah positif dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.