Kontroversi BSSN, Mulai dari Serangan Hacker hingga Proyek Kolam Renang Miliaran Rupiah
- Istimewa
Siap – Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN tengah jadi sorotan gegara serangan siber ransomware terhadap Pusat Data Nasional (PDN). Pelaku hacker itu bahkan sampai minta tebusan senilai USD 8 juta.
Menyikapi hal tersebut, Kepala BSSN, Hinsa Siburian memastikan, pemerintah tidak akan membayar tebusan tersebut.
Hinsa menjelaskan PDN merupakan tanggung jawab Kementerian Kominfo dan kemudian dikelola pihak ketiga. Dalam hal ini, BSSN bekerja sama dengan sejumlah pihak tersebut.
Lebih lanjut Hinsa mengungkapkan, bahwa badan siber sangat tergantung pada tiga hal, yakni sumber daya manusia, tata kelola, dan teknologi yang digunakan.
Ia lantas menyoroti perguruan tinggi di Tanah Air yang sedikit memiliki jurusan ciber security. Menurutnya, itu sangat berpengaruh.
Nah terkait kejadian itu, Hinsa belum lama ini dicecar anggota DPR. Ia dituding kurang profesional dalam menangani serangan hacker.
Dalam keterangannya, Hinsa menyebut kesalahan pada tata kelola. Pernyataan tersebut menuai respon menohok anggota dewan.
"Ini kan kita enggak hitung Surabaya, eh Batam backup kan karena cuma 2 persen kan ya, berarti itu bukan tata kelola, itu kebodohan aja sih pak," kata anggota DPR RI, Meutya Viada Hafid.
"Intinya jangan lagi bilang tata kelola karena ini bukan masalah tata kelola pak, ini masalah kebodohan. Punya data nasional tidak ada satu pun backup," sambungnya.
Terlepas dari serangan hacker yang tak bisa dibendung, publik juga sempat dibuat tercengang dengan rencana BSSN soal pembangunan kolam renang.
Proyek ini tercatat menelan anggaran hingga Rp 1,8 miliar. Kode proyek tercatat dengan nomor 2395491. Adapun tanggal pembuatan tender tercatat di tanggal 20 Oktober 2021.
Di dalam laporan tertulis nama tender Pembuatan Kolam Renang Kantor BSSN Sentul, Bogor. Adapun sumber dana untuk proyek ini berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun 2021.