Arah Politik PDIP Jelang Pilpres 2024, Oposisi atau Koalisi?

Tangkap layar
Sumber :
  • Youtube total politik

PDIP merupakan partai yang berideologi nasionalis-demokratis, sedangkan Jokowi dianggap lebih berideologi pragmatis.

Kedua, faktor personal. Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP, diketahui memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan Jokowi.

Ketiga, faktor politik. PDIP diperkirakan akan kalah dalam Pilpres 2024.

Jika hal ini terjadi, PDIP kemungkinan akan menjadi oposisi untuk mengkritik pemerintahan baru.

"PDIP bukan partai yang pragmatis, PDIP adalah partai yang berideologi. Jadi, jika PDIP kalah, PDIP akan menjadi oposisi," kata Adi Prayitno.

Pengamat politik Adi Prayitno menilai, mundurnya kader PDI Perjuangan (PDIP) Bang Ara dari partai tersebut semakin memperkuat tesisnya bahwa hubungan PDIP dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah "talak tiga".

"Kalau mau jujur melihat hubungan Bang Ara dan PDIP ini kan sebenarnya sudah lama tak harmonis. Bahkan sudah terendus itu sejak 2014 yang lalu ketika ada isu soal bang ara masuk nominator orang yang dinilai punya kemampuan, punya kapasitas, dan bahkan punya kesempatan untuk jadi menteri saat itu," kata Adi Prayitno

"Pasca itu orang juga menilai bahwa hubungan PDIP dan Bang ara itu memang dalam tanda kutip ya itu ya sudah wasalam sebenarnya. Jadi kalaupun toh kemarin misalnya bang ara itu mengembalikan kartu anggota PDIP keluar dari PDIP, bagi kita yang melihat dari jauh enggak ada persoalan," imbuhnya.

Adi Prayitno juga menyoroti sikap Jokowi yang tak hadir dalam perayaan ulang tahun Megawati Soekarnoputri ke-75 pada 23 Januari 2024. 

Padahal, Jokowi masih berstatus kader PDIP.

"Jokowi hadir pun tidak, kasih video pun juga tidak, kasih karangan bunga pun juga tidak. Posting di Instagram aja enggak. Ya tiga unsur inilah kemudian saya ingin mengatakan ini adalah talak antara Jokowi dan PDIP," tegasnya