Update Kasus Cuci Rapor SMPN 19 Depok, Jaksa Panggil 11 Wali Kelas, Ini Daftarnya

Kasi Pidsus Kejari Depok, Mohtar Arifin soal cuci rapor SMPN 19 Depok
Sumber :
  • siap.viva.co.id

Siap – Pihak kejaksaan terus mendalami kasus dugaan korupsi modus cuci rapor atau mark up nilai sebanyak 50 siswa di SMPN 19 Depok. Lantas seperti apa update perkara yang telah diusut sejak Juni 2024 itu? 

Kepala Seksi Pidana Khusus (Kasi Pidsus) Kejari Depok, Mohtar Arifin menerangkan, bahwa terkait dengan perkembangan penanganan dugaan korupsi modus cuci rapor itu, sampai saat ini pihaknya masih menggali informasi dari sejumlah pihak. 

"Pada saat ini kita sudah memanggil dari pihak sekolah, dalam hal ini kepala sekolah, bendahara, terus nantinya kita juga akan memanggil para wali kelas yang ada di 11 kelas," katanya saat dikonfirmasi siapviva pada Kamis, 12 September 2024.  

Selain itu, Kejari Depok juga memanggil pihak-pihak wali murid yang anaknya dianulir oleh SMA negeri.

"Dari pihak SMPN 19 memang belum semua, tetapi dalam waktu dekat kita menjadwalkan untuk wali kelas akan kita panggil. Jadi total pada saat ini sudah 18 sampai 20 orang yang kami mintai keterangan," ucap Mohtar.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, tidak semua wali murid akan dimintai keterangan. 

"Untuk wali muridnya memang kita sampel, karena kita sudah mendapatkan catatan terkait dengan wali murid yang ada kaitannya dengan cuci rapor tersebut," ujarnya.

Namun demikian, Mohtar mengaku tidak bisa membeberkan hasil temuan tersebut karena menurutnya itu masuk dalam pokok perkara.

"Pada intinya kita memanggil wali murid dan terkait dengan siswa yang dianulir oleh pihak SMA, dan nanti kita jadikan mungkin sampel 10 wali murid," terangnya. 

Dirinya menambahkan, bahwa tim kejaksaan sampai saat ini masih mengumpulkan dokumen atau barang yang ada kaitannya dengan kasus dugaan cuci rapor SMPN 19 Depok. 

Ketika siapviva menyinggung lebih jauh terkait batas akhir pengambil keputusan kasus ini? Mohtar mengaku belum bisa menyimpulkan sekarang. 

Sebab menurutnya tim perlu waktu untuk memperjelas kasus tersebut.

"Segera kita ambil keputusan secepatnya, kita lihat perkembangan," katanya.