Ironis, Ketatnya Persaingan di Tubuh Timnas Bikin Tiga Bintang Indonesia Ini Tersingkir dari Skuad Garuda, Padahal.....
- Istimewa
"Ini momentum sepakbola Indonesia bisa tampil diajang paling bergengsi di pentas dunia," sambungnya.
Untuk itu kata Sarman, dalam waktu tiga bulan kedepan pemerintah harus fokus dan ikut andil di setiap momen, dari mulai mengetahui mekanisme pemilihan pemain, skema permainan yang akan dilakukan oleh tim pelatih hingga tolak ukur pemilihan pemain yang akan tampil.
"Mekanisme dan tolak ukur pemilihan pemain itu sangat penting dilakukan, karena kita bisa lihat sendiri sepanjang pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 dimana timnas Indonesia selalu mengalami kejadian yang sama," tuturnya.
"Hari ini bisa menang dan besok kalah, artinya kalau disebut prestasi itu harusnya tidak ada naik turun, harus naik terus mengingat Piala Dunia bukan ajang reguler seperti Liga," tambahnya.
Contohnya di pertandingan terakhir melawan China, Timnas Indonesia bisa tampil lumayan dan menang 1-0, sementara melawan Jepang sampai digilas 6-0, ini ada apa.
Sampai-sampai jika dilihat dari statistiknya pun permainan Timnas Indonesia kalah jauh dari Jepang.
"Jangan lagi beralasan karena Jepang memang punya kualitas lebih dari Timnas,, karena itu alasan klasik," katanya.
Lebih lanjut Sarman mengatakan, jika bicara soal kualitas, di Timnas saat ini kan banjir pemain naturalisasi yang disebut sebut punya kualitas lantaran mereka bermain di eropa.
Tapi nyatanya dalam pertandingan melawan Jepang semua mata bisa melihat, apa yang dapat dilakukan oleh semua pemain naturalisasi yang saat ini disanjung sanjung.
"Hasilnya kan lebih mengenaskan, Timnas Indonesia bisa dikalahkan 6 gol tanpa balas, Lantas masalahnya dimana? ," Katanya.
Jika ingin lolos Piala Dunia 2026, lanjut Sarman Timnas Indonesia masih punya waktu tiga bulan kedepan untuk melakukan persiapan.