Jalan Terjal Persikad Ditangan Petahana Depok, Terlilit Utang hingga 'Tersandera' di Cirebon
- siap.viva.co.id
"Pada saat itu saya sempat merger dengan Purwakarta, karena Pemerintah Kota Depok sendiri tidak mampu dan tidak bisa membantu saya dalam pelaksanaan kompetisi-kompetisi di Liga 2," kata Adi Kumis saat dikonfirmasi awak media pada Rabu, 20 November 2024.
Ia menyebut, saat itu hampir 1 tahun Persikad ada di Purwakarta. Namun Adi memastikan, bahwa tidak ada transaksional antara dirinya dengan Dedi Mulyadi. Sifatnya hanya marger.
"Beliau (Dedi Mulyadi) yang biayai anak-anak Persikad selama di sana (Purwakarta). Mulai dari gaji, makan, mesh dan lain-lain. Kalau umpanya terjadi transaksional otomatis Dedi Mulyadi sebagai Bupati Purwakarta akan marah pada saya," terang Adi Kumis.
Usut punya usut, kehadiran Persikad di Purwakarta rupanya tidak lama, terlebih PSSI sebagai induk sepakbola Indonesia mendapat sanksi dari FIFA lantaran kisruh dualisme kepempimpinan.
Alhasil, semua pertadingan atau laga di Indonesia sempat dibekukan.
Kemudian, ketika Muhammad Idris terpilih sebagai Wali Kota Depok di tahun 2016, Adi Kumis dipercaya untuk menyelesaikan misi mengembalikan Persikad.
"Beliau memanggil saya, menanyakan apakah Persikad bisa diambil kembali ke Depok? Saya jawab bisa pak, karena saya tidak pernah menyerahkan Persikad ke Purwakarta," tegasnya.
"Dan beliau tanyakan ke saya, apa yang harus saya penuhi untuk bisa Persikad kembali ke Depok? Saya bilang cuma ada satu kewajiban yang harus kita penuhi, yakni membayar utang kepada pemain dan catering," beber Adi Kumis.