Simak, Inilah Kiat Cerdas jadi Konsumen di Ruang Digital

Kiat Cerdas jadi Konsumen di Ruang Digital
Sumber :
  • Istimewa

Siap –  Simak, Inilah Kiat Cerdas jadi Konsumen di Ruang Digital

Di era perkembangan teknologi, pola hidup masyarakat mulai bergeser ke arah digital salah satunya transaksi berbelanja online. Dengan memanfaatkan internet, masyarakat dapat berbelanja tanpa harus datang ke toko dan bertemu langsung dengan penjual.

Perilaku belanja online tersebut didasari dengan kebutuhan masyarakat yang menginginkan kenyamanan kecepatan, kemudahan, kemurahan dan kepraktisan. Namun di balik itu semua, terdapat potensi negatif yang disalahgunakan oleh para pelaku penjahat siber.

Dian Ikha Pramayanti selaku Digital Enthusiast, mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap praktik penipuan dalam berbelanja daring. Hal tersebut diungkapnya saat diskusi di acara Indonesia Makin Cakap Digital bersama Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Viral! Restoran Ayam Jatinangor House, Karyawan Layani Pesanan Online Bertelanjang Dada

 

Inilah Kiat Cerdas jadi Konsumen di Ruang Digital

Photo :
  • Istimewa


"Saat ini aktifivitas belanja online masih didominasi oleh anak muda dan tersebar seluruh di Indonesia," ujar Dian Ikha Pramayanti, Rabu (25/4/2024).

Ia juga mengingatkan masyakarat Indonesia untuk bijak dalam berbelanja online dengan memperhatikan beberapa aspek antara lain; ulasan, peringkat, harga, kualitas barang, metode pembayaran, kebijakan dan keamanan pengguna.  

"Individu yang cakap bermedia digital dinilai mampu mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras maupun lunak dalam lanskap digital," tambahnya.

Hal senada dikatakan oleh, Ni Luh Putu Ning Septyarini Putri Astawa, selaku akademisi Universitas Primakara. Ia menilai jika metode berbelanja online, sangat rentan terhadap penipuan maka penting sebagai konsumen untuk cerdas dalam bertransaksi.

Ia berpendapat dengan memilih platform terpercaya dan meriset penjual, merupakan salah satu cara yang ampun agar terhindar dari penipuan. Umumnya, modus penipuan berbelanja online berupa harga barang yang terlampau murah, meminta kode OTP atau password hingga mengirim bukti transfer palsu.  

"Semuanya itu karena mudahnya dalam menggunakan identitas palsu, keinginan untuk mendapatkan penawaran terbaik dan kurangnya pengetahuan tentang keamanan online," Ni Luh Putu menimpali.
 
Sementara itu, Fajar Eri Dianto selaku Ketua Umum Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia mengatakan, kemampuan literasi digital dibutuhkan masyarakat dalam bertransaksi digital di dalam lokapasar.

Bahkan perkembangan pemanfaat teknologi di Indonesia semakin berkembang, terbukti dari 212 juta pengguna Internet di Indonesia 79% lebih adalah netizen aktif dan 98% lainnya adalah usia kreatif ataun produktif.

"Memfasilitasi netizen untuk berkreasi dengan menciptakan konten-konten kreatif yang produktif," ungkapnya.

Ia juga menghimbau masyarakat untuk wasapada, terhadap transaksi jual beli di lokapasar ilegal. Sebab, data digital yang dijadikan persyaratan registrasi berpotensi disalahgunakan pihak tak bertanggung jawab seperti nomor telepon, kartu identitas, data keuangan, dan lain sebagainya.

"Pemanfaatan platform jual beli, termasuk pembayaran digital memerlukan penguasaan literasi digital pada keamanan aset netizen,"pungkasnya.
Mengejutkan, Petisi Cabut Donasi Agus SalimTembus 131 Ribu Lebih Tanda Tangan