Murka Panglima TNI ke OPM: Senjata Ya Lawan Senjata, Masa Kita Biarkan!
- Istimewa
Siap – Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto naik pitam dengan kelakuan Organisasi Papua Merdeka (OPM), lantaran terus menerus menebar teror di bumi cenderwasih tersebut.
Bahkan belum lama ini, mereka menghabisi nyawa Danramil 1703-04/Aradide, Letda Infanteri Oktavianus Sogorlay. Tak terima anak buahnya itu dibunuh OPM, Panglima TNI berjanji akan bersikap tegas.
"Sekarang mereka sudah melakukan teror, pemerkosaan, pembunuhan, terhadap guru, nakes, masyarakat, TNI Polri masa harus kita diamnkan seperti itu, dan mereka bawa senjata," katanya dikutip pada Selasa, 16 April 2024.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto berjanji akan bertindak tegas.
"Saya akan tindak tegas apa yang dilakukan OPM. Tidak ada negara dalam satu negara," tuturnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, mungkin di Papua penanganannya berbeda dengan wilayah lain.
"Senjata ya lawan senjata. Tapi tetap kita mengedapankan teritorial untuk membantu pembangunan, mensejahterakan di sana," ujarnya.
"Tentara kita juga kan ngajar, memberi kesehatan, tapi selalu diganggu, padahal kita memberikan bantuan pelayanan pada masyrakat di sana, masa harus dibiarkan," sambungnya.
Danramil Aridade Dibunuh OPM
Danramil Aridade, Letda Infanteri Oktavianus Sogorlay dibunuh secara keji oleh OPM.
Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis 11 April 2024 di daerah Pasir Putih, Distrik Aradide, Kabupten Paniai, Papua Tengah.
Jenderal Agus mengatakan, bahwa atas peristiwa tersebut artinya gangguan-gangguan lainnya masih mungkin terjadi di wilayah Papua.
“Gangguan-gangguan dari OPM masih terjadi. Kemarin Danramil saya di sana ditembak kemudian dibacok sampai gugur," katanya.
Hal itu juga merujuk kepada gangguan lanjutan yang dilakukan OPM ketika melakukan proses persemayaman Letda Infanteri Oktavianus Sogorlay.
“Pada saat persemayaman pun masih diganggu. Jadi gangguan itu masih ada, kita tetap mengimbau kepada mereka agar tidak seperti itu,” ucap Agus.
Jenderal bintang empat itu menjelaskan, bahwa kehadiran TNI hingga Polri di tanah Papua adalah untuk pelaksanaan pengamanan teritorial yang bertujuan mempercepat proses pembangunan.