Kisah Tragis Sepasang Pengantin Baru yang Jadi Tumbal Jembatan Cirahong, Diiming-imingi Hadiah
- Istimewa
Siap – Selain terkenal dengan keindahan dan keunikannya, Jembatan Cirahong ternyata memiliki cerita mistis dan tragis yang cukup menyeramkan loh. Kisah itu berawal dari mitos adanya tumbal sepasang pengantin.
Lantas seperti apa cerita yang dipercaya oleh warga sekitar secara turun-temurun itu? Simak ulasan berikut ini.
Dikutip dari tayangan YouTube INDOFACE, Jembatan Cirahong terletak di perbatasan antara Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis tepatnya di Kecamatan Manonjaya, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Jembatan ini berdiri kokoh melintasi sungai Citanduy dan menjadi jalur tetap bagi kereta api dari arah barat ke timur, maupun sebaliknya.
Jembatan ini dibangun pertama kali pada tahun 1893 oleh perusahaan milik pemerintahan Hindia Belanda.
Jembatan Cirahong ini merupakan bagian dari pembangunan rel kereta api jalur selatan di Pulau Jawa.
Arsitektur Jembatan Cirahong memiliki ciri khas yang unik dan mungkin satu-satunya di Indonesia.
Konstruksi besi baja disusun bertingkat dengan rusuk plat untuk lalu lintas bawah yang digunakan untuk kendaraan roda dua maupun roda empat yang berukuran kecil, dan rusuk kontinu untuk lalu lintas atas yang digunakan untuk kereta api.
Kisah mistis Jembatan Cirahong
- Istimewa
Di balik kemegahan dan keunikannya itu, Jembatan Cirahong ternyata menyimpan kisah mistis di awal pembangunannya.
Konon, kisah itu berawal saat pemerintah Hindia Belanda berencana membangun sebuah jembatan kereta api yang kini dikenal Jembatan Cirahong.
Jembatan itu rencananya akan digunakan sebagai sarana transportasi penghubung jalur timur dan juga barat.
Menurut cerita yang beredar di kalangan warga sekitar, sebelum pembangunan dilangsungkan, perwakilan pemerintah Hindia Belanda ketika itu mendatangi sukasana, yakni salah seorang sesepuh desa.
Kala itu, ia memberitahukan pihak perwakilan pemerintah Hindia Belanda bahwa ada kendala mistis yang akan menghambat pembangunan jembatan.
Awalnya, apa yang disampaikan sukasana dianggap angin lalu oleh pemerintah Hindia Belanda.
Mereka tidak mau percaya begitu saja. Bahkan mereka menganggap sukasana hanya membual untuk menakut-nakuti.
Hingga akhirnya pembangunan Jembatan Cirahong dimulai, dan gangguan-gangguan secara mistis, di luar nalar mulai dirasakan.
Debit air sungai Citanduy seringkali tiba-tiba naik dan banjir dan mengganggu proses pembuatan jembatan.
Padahal saat itu tidak ada angin dan tidak ada hujan. Bahkan tidak ada alasan logis sedikitpun kenapa air di sungai meluap secara tiba-tiba.
Sehingga perwakilan pemerintah Hindia Belanda teringat dengan apa yang disampaikan sukasana, dan meminta bantuannya untuk melakukan mediasi dengan penunggu sungai Citanduy.
Kabarnya, dari proses mediasi itu terungkap sosok gaib penunggu sungai Citanduy adalah sepasang siluman ular bernama Ki Bohang dan Nyai Odah.
Siluman ular tersebut merasa terganggu dengan aktivitas manusia yang sedang melaksanakan pembangunan jembatan.
Sebab, kawasan Jembatan Cirahong ini dipercaya merupakan tempat tinggal siluman ular tersebut.
Kemudian sepasang siluman ular ini pun memberikan syarat jika proses pembangunan jembatan ingin berjalan lancar, dan bertahan sampai ratusan tahun, persyaratan yang mereka minta harus dipenuhi, yakni tumbal sepasang pengantin baru.
Sepasang pengantin ini harus berparas cantik dan tampan, serta perawan dan perjaka. Mereka hendak dijadikan anak angkat oleh siluman ular tadi.
Permintaan dari siluman ular kemudian disampaikan kepada pihak pemerintah Hindia Belanda oleh sukasana.
Secara kebetulan, pada saat itu pemerintah Hindia Belanda mendapatkan informasi adanya buruh pekerja bangunan Jembatan Cirahong yang akan menikah dalam waktu dekat.
Mereka kemudian membuat rencana untuk menculik pasangan pengantin tersebut.
Usai melaksanakan akad nikah orang suruhan yang sudah dipersiapkan oleh pemerintah Hindia Belanda kemudian menculik pengantin baru tersebut, dengan dalil diperintah pimpinan proyek jembatan untuk menyerahkan hadiah sekaligus menjemput.
Pengantin baru itu kemudian dibawa ke lokasi pengecoran pondasi jembatan yang berada di tengah-tengah sungai. Sesuai permintaan dari siluman ular yang sebelumnya juga telah ditaburkan sesaji lain yang diperlukan ke dasar pondasi.
Ilustrasi proses pembangunan Jembatan Cirahong
- Istimewa
Setelah berada di lokasi yang telah disiapkan, pasangan pengantin baru tersebut dipaksa masuk ke dalam lubang pondasi jembatan dengan keadaan tangan diikat dan juga mulut disumpal, supaya tidak bisa minta tolong.
Kejadian itu pun diatur sedemikian rupa supaya semua pekerja tidak mengetahui keberadaan pengantin baru tersebut.
Lalu lubang itu dicor. Para pekerja disuruh lembur dengan alasan mumpung sungai Citanduy sedang surut.
Para pekerja pun disuruh mulai memasukkan adonan berisi semen, batu, dan pasir ke dalam lubang pondasi setelah beberapa saat pasangan pengantin tadi masuk ke lubang hingga jasadnya terkubur di bawah pondasi Jembatan Cirahong.
Terkait kisah mistis itu, hingga kini masyarakat setempat pun masih percaya bahwa di jembatan tersebut banyak dihuni makhluk gaib.