Wali Kota Depok Sindir Caleg Apatis: Ini Agak Sulit

Wali Kota Depok, Mohammad Idris
Sumber :
  • siap.viva.co.id

Siap – Wali Kota Depok, Mohammad Idris sempat menyinggung prilaku apatis sejumlah bakal calon anggota legislatif atau Bacaleg.

Melongok Damainya Natal di Gereja Rock Home Depok, Berbagi Kasih hingga ke TPA Cipayung

Hal itu ia ungkapkan saat mengisi khotbah shalat istisqa di halaman Balai Kota Depok, pada Rabu, 4 Oktober 2023.

Menurut dia, seorang bacaleg itu harus memiliki empat sifat relijius dalam berpolitik atau yang disebut profetik. Idris menjelaskan, yang pertama adalah politik kebangsaan.

Ketika TNI dan Petani Berhasil Sulap Lahan Tidur Depok Jadi Benteng Inflasi Pangan

"Itu harus kita inikan (tonjolkan), artinya kepentingan bangsa negara itu harus didahulukan daripada kepentingan partai politik," tegasnya.

Ia berpendapat, bahwa kepentingan organisasi harus lebih didahulukan daripada kepentingan pribadi.

Pengamat Duga Pertemuan Jokowi dengan Presiden Prabowo Minta Perlindungan Politik dan Proyek IKN

"Itu yang dimaksud dengan politik kebangsaan," katanya.

Nah, yang kedua adalah politik pemberdayaan atau kepedulian.

"Misalnya kita punya tetangga, jangan sampai kita enggak tahu dia enggak makan besok. Itu kepedulian," tuturnya.

"Soal pemberdayaan, kita punya WUB kita punya kegiatan-kegiatan terkait dengan perempuan pengusaha, kita punya macam-macam ya dengan KDS (Kartu Depok Sejahtera) itu," sambung dia.

Kata Idris itu juga harus digalakkan lagi. "Tapi masyarakat juga harus kita imbau sama-sama."

Kemudian, lanjut Mohammad Idris, yang ketiga adalah politik silaturahmi.

"Nah ini agak sedikit sulit pada masa-masa sekarang ini, yakni politik silaturahmi. Cobalah teman-teman politik bacaleg dari partai lintas partai, sekali-kali berkunjung. Jangan kepada kontestuennya aja," ujar dia.

Idris lantas mencontohkan. "Misalnya, saya berkunjung ke dia, tukar pikiran kritik juga boleh kan pribadi, itu namanya politik silaturahim."

Berikutnya yang keempat adalah politik spiritual.

"Nah di antaranya ini (ibadah bersama), itu politik spiritual," katanya.