Menguak Kondisi Nusakambangan Jika Ada Napi yang Dieksekusi Mati
- Tangkapan layar YouTube RJL 5 - Fajar Aditya
Siap – Nusakambangan adalah sebuah pulau di kawasan Jawa Tengah yang lebih dikenal sebagai tempat sejumlah lembaga pemasyarakatan atau lapas, dengan sistem keamanan super ketat.
Dikelilingi hutan lebat, rawa dan banyak hewan buas, menjadikan pulau tersebut cukup mengerikan bagi banyak orang.
Terlebih, narapidana yang mendekam di tempat tersebut adalah mereka yang memiliki catatan kasus berat, utamanya adalah napi dengan hukuman mati.
Maka tak heran jika Nusakambangan disebut juga sebagai Alcatraznya Indonesia.
Disitat dari tayangan YouTube RJL 5 - Fajar Aditya, Ustadz Hasan Makarim pendakwah yang telah puluhan tahun bolak balik di Nusakambangan sempat membagikan pengalamannya ketika berada di sana.
Selain memberikan tausiah atau ilmu agama untuk napi Muslim, Ustadz Hasan juga dipercaya sebagai pendamping ketika narapidana hendak dieksekusi mati.
Lantas seperti apa kondisi para napi ketika tahu dirinya akan dieksekusi?
"Apabila ada napi yang akan dieksekusi itu saya diberitahu, tetapi saya tidak boleh serta-merta mendekati yang bersangkutan, kecuali dia yang manggil saya," katanya.
Ustadz Hasan mengatakan, ketika ada napi yang akan dieksekusi biasanya ia akan berada di dekatnya, namun dia tak akan mendekat kecuali dipanggil oleh yang bersangkutan.
"Nah kalau dia manggil saya baru saya tunggu curhatnya segala macam, baru di situ saya masuk, memberi nasehat-nasehat. Saya tidak manggil dia, enggak begitu, itu yang pertama yang dikondisikan," jelasnya.
Kemudian, kalau sudah mau isolasi persiapan eksekusi biasanya suasana di Nusakambangan akan hening.
"Karena ada persiapan isolasi itu tiga kali 24 jam. Nah itu biasanya napi sudah masuk ke dalam blok, setelah itu dari pihak lapas akan mengundang yang bersangkutan, mengatakan bahwa ia akan diisolasi mulai malam ini," tuturnya.
Pada saat itulah, peran Ustadz Hasan sangat dibutuhkan oleh napi.
"Supaya napi ini tenang, aman, nyaman nah tiga kali 24 jam itu saya terus berdampingan dengan napi tersebut. Kadang saya berangkat pagi pulang malam. Karena yang terdekat dengan mereka itu adalah saya, kalau keluarganya kan dibatasi waktunya," jelas Ustadz Hasan.
Biasanya, jika sudah ada informasi yang hendak dieksekusi, suasana ataupun aura di Lapas Nusakambangan akan berubah.
"Mereka (para napi lain) akan prihatin, suasana lebih tenang. Para napi itu akan saling mendoakan, aktivitas masjid, aktivis pengajian, pesantren, itu mereka semua akan memberikan doa dan spirit untuk yang bersangkutan," tuturnya.