Menilik Ngayau, Tradisi Berburu Kepala Manusia Suku Dayak
- wikimedia.org
Siap – Ada satu tradisi beberapa suku Dayak seperti Suku Dayak Ngaju, Dayak Kenyah dan Dayak Iban yang cukup mengerikan bernama Ngayau atau Mangayau.
Bagaimana tidak, pasalnya tradisi ini bisa dibilang sebagai tradisi berburu kepala manusia.
Orang-orang yang ditugaskan berburu akan dibekali beberapa senjata seperti tombak hingga mandau.
Perburuan kepala manusia ini biasanya dilakukan untuk siapa saja yang dianggap musuh.
Tradisi ngayau bagi Suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah dilakukan untuk kepentingan upacara Tiwah, yakni upacara sakral terbesar Suku Dayak Ngaju untuk mengantarkan jiwa yang telah meninggal.
Incaran mereka biasanya adalah lelaki yang terlihat kuat untuk berkelahi. Mereka menganggap, semakin kuat buruannya maka akan semakin bagus upacara Tiwah.
Sedangkan untuk Suku Dayak Kenyah, tradisi ngayau berkaitan dengan tradisi Mamat, yakni pesta pemotongan kepala yang mengakhiri masa berkabung dan menyertai upacara inisiasi di tingkatan prajurit. Sedangkan untuk Suku Dayak Iban, tradisi berburu kepala bernama Gawai.
Meski demikian, tradisi mengerikan dari beberapa suku Dayak ini sudah lama ditinggalkan.
Pada tahun 1874, Damang Batu, Kepala Suku Dayak Kahayan berhasil mengumpulkan sub-sub Suku Dayak untuk mengadakan musyawarah bernama Tumbang Anoi.
Dalam perjanjian tersebut, semua suku Dayak sepakat untuk mengakhiri tradisi ngayau atau mangayau karena dianggap menimbulkan perselisihan di antara suku Dayak.
Namun setelah sekian lama dilupakan, tradisi itu kembali muncul saat ada kerusuhan antar-etnis melanda Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah pada tahun 2001.