Warganet Diminta Hidupkan Toleransi di Ruang Digital
- Istimewa
Hal senada juga dikatakan, Rektor Universitas Putra Indonesia, Astri Dwi Andriani. Ia mengenai prilaku ujaran kebencian yang umumnya dilakukan untuk mendiskreditkan, menyakiti seseorang dengan tujuan membangkitkan permusuhan, kekerasan, dan diskriminasi.
Astri Dwi Andrian juga meminta warganet untuk selalu menyadari, jika berinteraksi dengan seseorang di ruang digital harus menerapkan etika. Sebab, akun media seseorang bukan hanya sekedar dengan deretan karakter huruf di layar monitor, namun juga dengan karakter manusia sesungguhnya.
"Selalu berpikir kritis, tidak mudah percaya dengan semua yang didapat di internet," ungkap Astri Dwi Andrian.
Sementara itu, akademisi Universitas Dr. Soetomo, Meithiana Indrasari menilai sikap toleransi dibutuhkan sesorang saat berinteraksi di ruang digital. Hal itu untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai panduan karakter dalam beraktivitas sehari-hari.
Menurutnya, nilai utama dari Pancasila antara lain saling menghormati perbedaan, memperlakukan orang lain dengan manusiawi, mengutamakan kepentingan Indonesia di atas kepentingan pribadi, memberi kesempatan setiap orang untuk berekspresi dan berpendapat, serta menerapkan budaya gotong royong.
"Sebagai warganet harus menyadari bahwa, pengguna media sosial merupakan bagian dari negara yang majemuk, multikulturalis, sekaligus demokratis," Meithiana Indrasari mengakhiri.