CarbonShare Academy Dorong Pengembangan Professional Berkelanjutan, Begini Caranya

CarbonShare Academy soal tenaga kerja di bidang keberlanjutan
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Kesenjangan tenaga kerja di bidang keberlanjutan masih merupakan masalah yang signifikan di Indonesia. Lantas seperti apa datanya? 

KLHK Dorong Percepatan Rehabilitasi Lahan Kritis di Pulau Jawa, Ini Sebabnya

Berdasarkan data dari LinkedIn, jumlah postingan pekerjaan berkelanjutan atau green jobs tumbuh sebesar 8 persen per tahun dari tahun 2016 hingga 2021.

Namun jumlah individu dengan keterampilan tersebut hanya meningkat sebesar 6 persen setiap tahun selama periode waktu tersebut (BCG, Put Talent at the Top of the Sustainability Agenda, 2023). 

Ketika Duta Besar Peru untuk Indonesia Menginspirasi Mahasiswa dengan Wawasan Global

Data ini menunjukkan bahwa meskipun permintaan akan keterampilan keberlanjutan meningkat, namun pertumbuhan jumlah individu yang memiliki keterampilan tersebut masih terbatas.

Ini menegaskan perlunya upaya untuk meningkatkan pelatihan dan pendidikan di bidang keberlanjutan.

Geger Fenomena Lintang Kemukus di Langit Malioboro, Benarkah Pertanda Bencana Besar?

Terkait hal itu, CarbonShare, perusahaan yang bergerak di bidang carbon calculator & offsetting melalui CarbonShare Academy, dengan bangga mengumumkan keberhasilan pelaksanaan pelatihan bertajuk Corporate GHG Emission Accounting offline perdana.

Kegiatan ini diselenggarakan pada17-18 Februari 2024, di kantor CarbonShare. CEO CarbonShare, Faelasufa menjadi trainer dalam pelatihan tersebut bersama dengan pakar akuntansi emisi gas rumah kaca, Muhammad Faris Naufal. 

Sesi pelatihan selama dua hari tersebut memiliki tujuan untuk mencetak profesional yang mampu menghitung emisi gas rumah kaca bagi perusahaan.

Dengan lebih banyaknya praktisi akuntansi emisi gas rumah kaca yang dapat menghitung jejak karbon perusahaan diyakini akan memajukan praktik bisnis yang berkelanjutan.

Pelatihan yang dihadiri oleh kelompok profesional ini, memberikan gambaran komprehensif tentang metodologi akuntansi emisi gas rumah kaca, standar pelaporan, dan strategi pengurangan emisi. 

"Kami sangat senang telah memulai program pelatihan ini. Program pelatihan ini kami desain dengan melihat kebutuhan industri dan gap skills dari professional (supply workforce)," kata Faesulfa.

Lebih lanjut dirinya menilai, pelatihan ini bertujuan untuk membekali para profesional dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mendorong keberlanjutan korporasi. 

"Since you cannot manage what you don’t measure, kami yakin memiliki skill untuk measuring emisi gas rumah kaca adalah step pertama yang tidak boleh dilangkahi," ujar Faelasufa.

Dengan kurikulum yang disusun secara cermat, peserta mendapatkan wawasan praktis dan pengalaman langsung yang dapat diterapkan dalam situasi dunia nyata. Pelatihan selama dua hari itu mengajarkan terkait: Standar Internasional GHG Accounting & Reporting, GHG Inventory Boundaries (Organizational & Operational).

Kemudian, GHG Emissions Calculation Methodologies, Improvement & Opportunities (Mitigation) & Reporting, Overview of GHG Climate Change, dan trend Pajak Karbon di Indonesia.

"Tujuan kami bukan hanya untuk memberikan pendidikan, tetapi juga untuk memberdayakan individu agar dapat berkontribusi secara berarti menuju masa depan yang lebih hijau," kata Muhammad Faris Naufal. 

Sebagai inisiatif pelatihan yang diluncurkan oleh CarbonShare Academy, program ini menegaskan komitmen organisasi terhadap pengelolaan lingkungan dan pembangunan kapasitas untuk pembangunan berkelanjutan. 

"Kami percaya bahwa investasi dalam pengembangan profesional penting untuk mendorong perubahan positif dan menciptakan lanskap bisnis yang lebih berkelanjutan," kata Chief Business Development Officer dari CarbonShare, Mada Ayu Habsari