Melongok Spek Pesaing Tesla Besutan Gunadarma, Elon Musk Auto Kicep!
- siap.viva.co.id
Siap – Mahasiswa Universitas Gunadarma, bersama perwakilan Dunia Usaha dan Industri berhasil merancang mobil listrik versi lokal. Kendaraan canggih ini dinilai lebih efisien.
Menariknya lagi, hasil riset tersebut menggunakan mobil konvesional jenis Toyota Soluna keluaran tahun 90-an.
Tak hanya itu, komponen yang digunakan untuk mobil listrik buatan Gunadarma ini sebagian besar adalah produk lokal.
Adapun mobil listrik jenis sedan berwarna merah itu diberi nama UG EVe. Ide tersebut digagas sebagai bukti nyata Universitas Gunadarma peduli terhadap isu lingkungan dan ketahanan energi.
Salah satu dosen Gunadarma, sekaligus Penanggung Jawab Perencanaan dan Pengembangan UG Technopark, Prof Budi Hermana menjelaskan, bahwa UG Eve ini adalah konversi dari desain lama sejumlah mobil dari berbagai merek.
"Kalau mobil lama dengan energi fosil itu kan polusinya luar biasa," tuturnya saat ditemui di UG Technopark, kawasan Cianjur dikutip pada Jumat, 29 September 2023.
Disisi lain, menurut dia, jika semua produsen ataupun semua pengembang mobil listrik akhirnya membuat desain baru dan sebagainya, maka akan banyak mobil lama di Indonesia yang akhirnya mubazir.
"Indonesia itu kan terkenal populasi mobil dan motornya yanv luar biasa, nah bagaimana mobil yang katakan sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi dengan body yang sementara, dikonversi menjadi kendaraan listrik," ujarnya.
"Ya itu memang menjadi salah satu keunggulan kami, sehingga nanti bisa memanfaatkan kan gitu ya semangatnya."
Keunggulan UG EVe
Sementara itu, perwakilan Dunia Usaha dan Industri, Prio Jatmiko yang terlibat langsung dalam rancangan mobil listrik UG EVe mengatakan, ada banyak keunggulan dari hasil riset ini.
Di antaranya, bisa isi baterai atau ngecas di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) maupun di SPBU yang menyediakan jasa listrik.
"Terus mobil ini juga bisa ngecas di tempat-tempat umum seperti rumah, masjid dan segala macam, karena colokan kita universal, arusnya bisa dikecilin sehingga enggak bikin jepret rumah," jelasnya.
Sebab, lanjut Prio, rumah itu biasanya standar kekuatan listrik hanya sekira 1.300 watt. "Nah itu (UG EVe) bisa, karena kalau mobil listrik yang lain enggak bisa, kalau kami bisa," ujarnya.
Selain itu, jika ada masalah di seputar baterai, maka yang diganti tidak harus sepaket.
"Jika ada masalah seputar baterai kita mengganti perscell bukan satu paket seperti Tesla, jadi lebih mudah, lebih murah dan lebih cepat," katanya.
Prio menerangkan, bahwa untuk isi full daya baterai UG EVe membutuhkan waktu sekira 8 jam. Itu dengan perhitungan jarak tempuh sejauh 100 kilometer.
Nah kerennya lagi, UG EVe ini dirancang semi matik loh.
"Jadi gini, itu kami menggunakan transmisi yang lama terus kami pasang motor. Jadi kalau semula itu pengemudi terbiasa sama manual, rasa itu tetap ada, padahal sebenarnya matik," jelasnya.
"Ini jadi dia enggak usah perlu langsam, dia tinggal masukin gigi saja. Misalkan gigi tiga dia akan kemana-mana langsung aja tanpa merubah gigi itu," sambung dia.
Menurut Prio, sistem itu jauh lebih aman ketimbang full matik.
"Jadi ada pengereman seperti engine brake, dan segala macam itu masih ada."
Rencananya, mobil tersebut akan terus dikembangkan untuk kemudian di produksi secara massal.