Menjejak Peran Kiai Nahdlatul Ulama untuk Stadion Gelora Bung Karno

Pembangunan stadion GBK.
Sumber :
  • Pinterest.com/Fitri Mohede Vita

KH Saifuddin Zuhri dalam bukunya Berangkat dari Pesantren menulis, dalam perbincangan itu hampir disepakati sebuah nama untuk kompleks tersebut, Pusat Olah Raga Bung Karno.

Menjejak Karier Marselino Ferdinan, Putra NTT yang Benamkan Mimpi Raksasa Sepak Bola Asia

"Nama itu tidak cocok dengan sifat dan tujuan olahraga," kata kiai sekaligus tokoh Nahdlatul Ulama.

Mendapati komentar itu, para hadirin termasuk Sukarno tampak tidak senang.

Jelang Hadapi Arab Saudi, Erick Thohir Optimis Timnas Indonesia Raih Tiga Poin

"Mengapa?" tanya Sukarno.

Suasana sekonyong tenang. Sang Kiai sejenak bergeming.

Tak Ingin Indonesia Dianggap Miskin Presiden Berkomitmen Basmi Korupsi, Tidak Mau Bersama Minggir

"Kata 'pusat' pada kalimat 'Pusat Olah Raga' itu kedengarannya kok statis, tidak dinamis seperti tujuan kita menggerakkan olahraga," kata KH Saifuddin.

Lagi dan lagi. Semua terdiam. Pertemuan itu sempat menjadi canggung. Beda hal dengan Sukarno, yang justru menyergah sang ulama sambil menanyakan usulan nama.

Halaman Selanjutnya
img_title