Prabowo-Gibran Dominasi TikTok: Jangan Kaget, Nih Datanya
- Istimewa
Dia menekankan bahwa perbedaan hasil antara berbagai pengamat dapat disebabkan oleh penggunaan keyword yang tidak konsisten, yang bisa mengaburkan gambaran sebenarnya.
“Jadi tidak boleh menggunakan kata yang asosiasinya teralu luas dibandingkan subjeknya itu sendiri."
"Sebagai contoh misalnya kata 'Amin' itu gabisa dijadikan keyword tunggal, kenapa? Karena Amin itu asosiasnya banyak sekali, bukan hanya pada Anies Baswedan dan Cak Imin tetapi juga amin sebagai bahasa atau diksi yang digunakan untuk berdoa, sehingga penarikan kata amin juga menjadi terlalu lebar pengambilan datanya," sambungnya.
Prabu juga menekankan jika keyword perlu dipastikan sebagai kata tunggal dari paslon tersebut, bukan frasa atai kata yang umum dipakai agar lebih terfokus pembacaan datanya.
“Sehingga perlu dipastikan keyword dari setiap paslon itu yang memiliki gain yang sekiranya sama, memiliki bobot yang sekiranya sama, supaya fair.”
Keberhasilan Prabowo Subianto di TikTok tidak hanya menunjukkan dominasi mereka di media sosial tetapi juga pentingnya adaptasi dengan media baru dan pemanfaatan strategis platform digital dalam kampanye politik.
Fenomena ini menegaskan ulang peran penting media sosial dalam membentuk hasil pemilihan umum, dengan TikTok menjadi arena penting dalam pertarungan politik, menandai evolusi signifikan dalam cara kampanye politik dilakukan di era digital.