Viral Ganjar-Mahfud Dituding Curang, UI hingga UGM Dibobol PDIP?
- Istimewa
Siap – Gerakan civitas kampus yang ramai-ramai menyuarakan petisi berisi tuntutan terhadap Jokowi diduga disusupi kepentingan politik PDIP. Benarkah demikian?
Hal itu diungkapkan akun Twitter @G4b0nGOKU baru-baru ini. Ia menyinggung soal deklarasi kebangsaan yang dilaksanakan di Rotunda, Universitas Indonesia (UI) Depok pada Jumat, 2 Februari 2024.
Meskipun deklarasi tersebut diklaim sebagai pernyataan dari sivitas akademika UI, namun diduga diinisiasi oleh kelompok tertentu dari kalangan akademisi yang memiliki keberpihakan politik.
Dalam unggahannya, akun tersebut bahkan memposting video singkat dengan judul Ganjar-Mahfud Curang, Universitas Indonesia Dibobol PDIP.
"Kebuka juga teriakan UI. Siapa Prof Harkristuti Harkrisnowo yang mendukung Pak Mahfud MD jadi Cawapres, Suzie Sudarman yg berpose 3 jari dlm kampanye GaFud, Reni Suwarso dosen Fisip UI yg mendukung PDIP & kampanye GaFud. Drama cevitas akademik. Jejak digital itu kejam," tulis akun @G4b0nGOKU.
Menurutnya tindakan ini adalah hak demokrasi setiap warga negara, namun dapat memunculkan perdebatan mengenai representasi dan netralitas sivitas akademika.
Akun tersebut juga menyinggung aksi beberapa civitas yang menyampaikan Petisi Bulaksumur dengan mengatas namakan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Beberapa tokoh atau kader senior dari PDIP seperti Bambang Praswanto terlihat berfoto dalam petisi tersebut.
“Lanjut mas, ayo laporkan. Dibalik petisi UGM Klaim memakai nama UGM , itu segelintir oknum aktivis d Pusat Studi Pancasila yg berafiliasi dgn PDIP. Ada salam tiga jari, satu lagi yg pake baju batik ( Bambang Praswanto ) mantan Ketua DPD PDIP DIY. Ayo teriak lagi mas,” tulis akun @G4b0nGOKU.
Beberapa pihak menilai hal itu terkait dengan eektabilitas paslon capres-cawapres nomor urut 03, Ganjar-Mahfud nampaknya masih menjadi tantangan berat bagi PDIP.
Itu lantaran sejumlah hasil dari lembaga survei menunjukkan tren stagnasi bahkan penurunan terkait elektabilitas Ganjar-Mahfud.
Kondisi ini tentu saja membuat PDIP dan pasangan Ganjar-Mahfud berada dalam posisi yang tidak menguntungkan menjelang pemilihan umum 2024 mendatang.