Wahidin Soedirohoesodo, Tokoh di Balik Berdirinya Organisasi Budi Utomo

Wahidin Soedirohoesodo tokoh pendiri Budi Utomo.
Sumber :
  • Istimewa

SiapWahidin Soedirohoesodo merupakan pahlawan nasional Indonesia yang namanya selalu dikaitkan dengan organisasi Budi Utomo. Hal ini lantaran pria kelahiran Sleman, Yogyakarta, 7 Januari 1852 tersebut adalah penggagas berdirinya organisasi pemuda pertama Indonesia itu.

Banjir Rob Terjang Pontianak, Swalayan dan Rumah Warga Kebanjiran

Ia memang keturunan ningrat, tapi sangat senang dan tak mau bergaul dengan rakyat biasa.

Tak heran kalau Wahidin sangat paham dengan penderitaan rakyat dan penindasan yang dilakukan penjajah Belanda. Dokter lulusan STOVIA ini pun mengabdi dengan cara memberikan pengobatan gratis.

Kejari Depok bakal Hapus Tilang Tak Diambil, Pelanggar Diimbau Segera Bertindak

Menurut Wahidin salah satu cara agar bisa terbebas dari penindasan adalah rakyat harus cerdas.

Atas alasan itu pula ia sering melakukan perjalanan ke kota-kota besar di Jawa mengunjungi tokoh masyarakat. Tujuannya untuk mengenalkan gagasan 'Dana Pelajar' guna membantu pemuda cerdas yang tak bisa melanjutkan sekolah.

Tepis Predikat Kota Intoleran, GP Ansor Depok: Banser Siap Terjun Amankan Nataru

Sayangnya, tujuan baik Wahidin kurang mendapat tanggapan. Tak semua tokoh sependapat dengannya. Hingga akhirnya ia mengubah strategi dan membidik target lain.

Pria yang tutup usia di umur 65 tahun itu mulai mendekati pelajar STOVIA. Di sinilah ia mulai mendapat tempat.

Wahidin mengusulkan untuk membentuk sebuah organisasi. Tujuannya agar mempermudah gerakan pendidikan untuk rakyat Indonesia.

Dari sana muncullah organisasi Budi Utomo yang berdiri tanggal 20 Mei 1908. Kini tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Awalnya Wahidin hanya tercatat sebagai penggagas saja. Kemudian setelah sembilan hari berdiri, ia baru masuk ke dalam struktur kepengurusan, yakni ketua Budi Utomo cabang Yogyakarta.

Dalam buku Kenang-Kenangan Dokter Soetomo, Soetopo pernah memuji Wahidin. "Sungguh benar kalau orang mengatakan bahwa kamulah (Wahidin) yang menjadi pelopor pergerakan kita," katanya.

Selain menggagas berdirinya Budi Utomo, Wahidin juga menerbitkan majalah bernama Retna Doemilah pada tahun 1904.

Majalah tersebut ia gunakan sebagai corong penyampai pesan bagi rakyat kalau pendidikan itu sangat penting. Ia juga menerbitkan majalah Guru Desa tentang pentingnya kesehatan.

Wahidin pernah pula terlibat dalam perekonomian rakyat. Ia sempat membuat pabrik sabun secara kecil-kecilan. Tujuannya cukup mulia yakni mengajarkan masyarakat bagaimana cara membuat sabun.

"Dengan membuat sabun sendiri paling tidak kita dapat memenuhi salah satu kebutuhan penting tanpa bergantung kepada orang lain," tutur Umasih dalam buku Sejarah Pemikiran Indonesia sampai dengan Tahun 1945 terbitan tahun 2006.