Fahri Hamzah Minta Anies Baswedan Tidak Ngotot di Pilpres 2024

Siap –Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, mengeluarkan pernyataan menyarankan kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, untuk tidak terlalu ngotot dalam menghadapi Pemilihan Presiden 2024.

Dalam pernyataannya, Fahri Hamzah menyatakan.

 "Pak Anies mana pernah ngotot, kepikiran aja sebelumnya kaga." Pernyataan ini disampaikan kepada wartawan pada Rabu, 20 September 2023.

Daniel Johan, Ketua DPP PKB, turut berkomentar mengenai hal ini, Menurutnya, Anies Baswedan bisa maju dalam pilpres karena mendapat dukungan dari partai yang memenuhi ambang batas pencalonan presiden. 

Dia juga menilai reaksi Fahri Hamzah sebagai tanda ketidakpercayaan.

Daniel menegaskan bahwa Semuanya bisa sampai posisi saat ini karena ada dukungan baik partai maupun rakyat, Bang Fahri kok tumben jadi kelihatan panik gitu, nyantai saja kali.

Daniel juga mengajak semua pihak untuk menghormati proses demokrasi dan tidak menghalangi pilihan rakyat. 

Daniel mengatakan bahwa Mari kita masuki proses demokrasi yang ada ini dengan kematangan demokrasi, bahwa rakyat lah yang akan menentukan nanti, jangan halangi rakyat untuk memiliki pilihan dan harapan untuk Indonesia ke depan yang lebih baik.

Lebih lanjut, Daniel bertanya kepada Fahri Hamzah apakah ia ingin hanya ada satu calon tunggal dalam pilpres. 

Ini merupakan respons terhadap pernyataan Fahri sebelumnya yang menyebutkan bahwa Prabowo Subianto tidak bisa dibandingkan dengan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan serta menyebut keduanya 'belum cukup umur'.

Fahri Hamzah juga menyarankan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan untuk latihan terlebih dahulu sebelum memasuki arena Pilpres 2024. 

Fahri menegaskan bahwa Tapi yang kawan-kawan kita yang di dalam negeri ini kalau saya mohon maaf saja memang belum ini, ya latihan dulu lah begitu lah kira-kira, menurut saya jangan terlalu ngotot juga.

Pernyataan ini menambah panasnya persaingan politik menjelang Pemilihan Presiden 2024, dengan sejumlah tokoh dan partai politik mulai mengukur potensi dan dukungan mereka untuk bertarung dalam kontestasi politik yang akan datang.