Soal Politik Identitas, Ribuan Istri Para Kiyai JPPPM Sepakat Ikut Perangi Kebencian
- Istimewa
"Kami juga berkomitmen untuk melawan segala bentuk politik kekerasan, politik identitas, ujaran kebencian, dan politisasi agama," tegasnya.
"Kami meneguhkan diri menjadi jam'iyyah yang fokus pada peran-peran pemberdayaan perempuan pengasuh pesantren dan mubalighoh dalam tafaqqur fiddin yang membawa kemaslahatan untuk umat," sambungnya.
JPPPM, lanjut Maftuhah juga mengajak kepada seluruh anggota dan masyarakat Indonesia menjadi pemilih yang cerdas, serta mendorong pelaksanaan pemilu 2024 sebagai pemilu yang damai dan bermartabat.
"Sebagai upaya menjaga keberlangsungan pemerintahan dan ikhtiar menjaga NKRI," kata Nyai Maftuhah.
Sementara itu, pimpinan pengasuh Ponpes Darul Amanah, Gus Muhammad Fatwa mengapresiasi petisi pemilu damai yang ditandatangani oleh 2.000 Ibu Nyai dari seluruh Indonesia.
Bahkan menurutnya agenda ini juga diikuti para Ibu Nyai dari pesantren luar negeri, seperti dari Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Aljazair, Arab Saudi, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand.
"Kami mendukung penuh petisi pemilu damai ini. Karena bisa menjadi sebuah ikhtiar pemilih dalam menciptakan situasi yang aman dan damai," katanya.