Gufroni Dinilai Rusak Wibawa Muhammadiyah, Rimbo Bugis: Hanya Kader Titipan Cari Sensasi
- Kolase siap.viva
Siap – Ketua DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) periode 2018–2024, Rimbo Bugis, melontarkan kritik keras terhadap Gufroni, yang disebutnya menunggangi organisasi Muhammadiyah demi kepentingan pribadi.
Menurut Rimbo, tindakan Gufroni melalui Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik (LBH-AP) PP Muhammadiyah sudah kelewat batas dan merusak citra organisasi.
"Sikap Gufroni sudah terlalu meresahkan, kita sebagai kader Muhammadiyah melihat perilaku dia merusak reputasi dan wibawa organisasi," ujar Rimbo dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu, 17 Mei 2025.
Rimbo menilai bahwa Gufroni seolah memanfaatkan struktur organisasi Muhammadiyah untuk menggiring opini publik secara sembarangan.
Ia bahkan menduga, Gufroni sudah tidak lagi memegang etika dalam berorganisasi.
"Ada pak Busyro katanya berbicara kalau saya dan saudara Nurlete bukan warga Muhammadiyah. Saya tidak yakin itu dari pak Busyro. Jangan-jangan itu akal-akalan Gufroni saja. Kami lahir dari rahim ortom-ortom Muhammadiyah, sedangkan dia bukan," katanya.
Menurut Rimbo, Gufroni bukanlah kader tulen yang dibentuk melalui jenjang kaderisasi formal Muhammadiyah seperti IMM dan IPM.
Ia menyebut Gufroni hanya kader eksodus yang masuk Muhammadiyah tanpa proses perjuangan ideologis dari bawah.
"Dia itu hanya kader titipan dan bukan kader murni Muhammadiyah. Kita ini berdarah-darah berproses dari bawah, bukan lompat masuk cari makan di Muhammadiyah seperti Gufroni dan kelompoknya," tegas Rimbo.
Ia juga menuding Gufroni punya dendam terhadap pihak ASG, karena kerap kalah dalam perkara hukum melawan tim PIK2 di pengadilan.
LBH-AP PP Muhammadiyah, menurut Rimbo, digunakan sebagai tameng untuk kepentingan pribadi.
“Dia pengacara yang tidak punya prestasi di Muhammadiyah. Kerjanya hanya cari sensasi dan branding diri agar dianggap pahlawan. Saya tahu betul kedoknya dan siapa sebenarnya Gufroni itu,” lanjut Rimbo.
Rimbo menilai kemunculan Gufroni di ruang publik hanya sandiwara belaka.
Ia menyebut Gufroni piawai menciptakan narasi seolah menjadi korban atau pembela rakyat, padahal menurutnya yang dibela kerap kalah di pengadilan.
"Diskursus tentang orang seperti Gufroni ini sudah usang di internal. Bedanya, sekarang saya umbar ke publik. Dulu hanya konsumsi internal," ucap Rimbo.
Rimbo menegaskan bahwa jika Gufroni ingin memperjuangkan keadilan, seharusnya ia menempuh jalur hukum secara profesional, bukan dengan membangun opini liar yang menyeret-nyeret nama besar Muhammadiyah.
"Kalau Gufroni tidak senang, silakan berdebat di pengadilan. Jangan cari sensasi di luar agar dijuluki pahlawan. Apalagi bawa nama Muhammadiyah, maka kami akan lawan. Karena tidak semua warga Muhammadiyah setuju dengan dia," pungkas Rimbo.