Geruduk KPK, Kamaksi Minta KPK Usut Kasus Dugaan Korupsi di Melawi Kalbar

Kamaksi gelar demonstrasi di kantor KPK desak pengusutan kasus korupi
Sumber :
  • Ngadri/siap.viva.co.id

Hilang 3 Hari di Kebun Sawit Kayong Utara, Seorang Lansia Ditemukan Selamat

SIAP VIVA – Sejumlah masyarakat yang tergabung pada Kaukus Muda Anti Korupsi (KAMAKSI) menggelar aksi demonstrasi di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta mendesak KPK segera mengusut tuntas dugaan korupsi di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat dan meminta KPK memanggil Bupati Melawi Dadi Sunarya Usfa Yursa, pada Senin 24 Februari 2025.

 

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba di Landak yang Merusak Generasi Muda

"Melawi darurat Korupsi, KPK harus segera bertindak periksa dan tahan Bupati Melawi Dadi Sunarya diduga korupsi APBD Kabupaten Melawi Kalimantan Barat," tegas Ketua Umum DPP Kamaksi melalui keterangan tertulisnya pada Senin 24 Februari 2025.

 

Detik-detik Seorang Ibu Melahirkan di Speed Boat di Ketapang Kalimantan Barat

Ketua Umum DPP KAMAKSI dan juga Kornas KEA '98 (Kaukus Eksponen Aktivis '98) yang kerap disapa Jojo mengatakan, mempunyai data defisit dan hutang Pemda Melawi ke Pihak Ketiga hasil reviu Inspektorat.

 

‘’Kami mencermati ada beberapa proyek penggunaan anggaran yang cukup besar tidak tepat sasaran, tidak efektif dan tidak efisien berpotensi terjadi kebocoran anggaran seperti kegiatan yang berada pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Melawi Tahun Anggaran 2024,’’ujarnya.

 

"Dari hasil investigasi KAMAKSI, patut diduga terjadi kebobrokan dalam pengelolaan APBD Melawi hingga terjadi kebocoran setiap tahunnya. Ketidak beresan pengelolaan APBD Melawi diduga hanya untuk kepentingan pribadi dan kolega Bupati Melawi hingga berujung ke dugaan praktik skandal mega korupsi yang melibatkan banyak pihak. Penggunaan dana transfer dari pusat untuk belanja barang dan jasa diduga tidak tepat sasaran tidak bermanfaat untuk masyarakat. Dicurigai proyek tersebut hanya akal-akalan saja,’’tandasnya.

 

KAMAKSI bertekad untuk terus bergerak mendesak KPK hingga Bupati Melawi Dadi Sunarya Usfa Yursa dipanggil dan ditahan atas dugaan skandal mega korupsi di Kabupaten Melawi. Kami tidak akan diam dan terus bergerak hingga prinsip hukum "Fiat Justitia Ruat Caelum, Hendaklah Keadilan Ditegakkan Sekalipun Langit Akan Runtuh" diterapkan dalam dugaan skandal mega korupsi tersebut.

 

‘’Tunduk ditindas atau bangkit melawan, berjuang tanpa kemenangan tiada akhir," tutup Iqbal Wasekjend DPP KAMAKSI

 

Rincian Dugaan Keboncoran Anggaran, yaitu;

 

- Pengadaan Bibit Ternak Sapi, Jumlah Anggaran Rp. 3.142.380.000,-

 

- Pengadaan Bibit Ternak Babi, Jumlah Anggaran Rp. 1.638.888,300,-

 

- Pengadaan Benih dan Pakan Ikan, Jumlah Anggaran Rp. 8.180.969.426,-

 

- Pengadaan Bibit Buah-Buahan, Jumlah Anggaran Rp. 2.509.163.229,-

 

- Pembuatan Kandang Ternak Sapi, Jumlah Anggaran Rp. 2.658.050.000,-

 

- Pembuatan Kandang Ternak Babi, Jumlah Anggaran Rp. 683.184.112,-

 

- Pembuatan Kandang Ternak Ayam, Jumlah Anggaran Rp. 1.748.796.932,-

 

- Pembuatan Jalan Usaha Tani, Jumlah Anggaran Rp. 1.662.030.000,-

 

- Pembuatan Jalan Usaha Produksi, Jumlah Anggaran Rp. 917.100.000,-

 

- Pembuatan Kolam Ikan, Jumlah Anggaran Rp. 1.561.825.000,-

 

Sejumlah dugaan skandal mega korupsi telah dilaporkan KAMAKSI ke KPK antara lain;

 

*Lonjakan Drastis Kekayaan Dadi*

 

Harta kekayaan Bupati Dadi diduga melonjak hingga Rp 100 miliar, tidak sebanding dengan PAD Melawi.

 

Dugaan praktik KKN dalam akumulasi kekayaan selama menjabat.

 

*Dugaan Korupsi Proyek Air Bersih*

 

Hanya 10% proyek terealisasi dari total 11 desa, dengan dugaan kerugian negara Rp 25 miliar.

 

Kolusi dalam Pembebasan Pajak Perusahaan

 

*Dugaan nihilnya pembayaran pajak oleh tujuh perusahaan, yang seharusnya menyumbang Rp 70 miliar ke kas daerah*

 

*Dugaan Penggelapan Anggaran Bibit Ternak*

 

Dugaan pengadaan fiktif bibit ternak dengan anggaran Rp 25 miliar

 

*Dugaan Penyimpangan APBD dan Indikasi defisit anggaran Rp 81 miliar pada 2022, mengindikasikan pengelolaan keuangan daerah di Melawi yang tidak transparan*.