Polemik Pagar Laut, Menteri KKP Kena Prank: Dikira Penangkaran Kerang
- Istimewa
Siap – Setelah menuai polemik dan jadi sorotan banyak pihak, pagar laut di kawasan perairan Tangerang, Banten akhirnya dibongkar pada Sabtu, 18 Januari 2025.
Proses pembongkaran pagar laut yang terbentang sepanjang lebih dari 30 kilo meter di perairan Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten itu dilakukan oleh TNI Angkatan Laut (AL).
Sedikitnya ada 600 prajurit TNI AL dikerahkan membongkar pagar laut Tangerang yang terbuat dari bambu itu.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mengakui, pihaknya sempat mengira itu hanyalah penangkaran kerang.
"Masifnya kan di 2024 ya, karena kita baru muncul ya. Karena dulu itu kan tempat nelayan yang membuat penangkaran untuk kerang, jadi kita berpikirnya ke arah sana gitu," katanya dikutip pada Selasa, 21 Januari 2025.
Kemudian, ketika pagar tersebut terstruktur maka itu adalah untuk menahan abrasi.
Diduga modus inilah yang digunakan para pelaku untuk membuat daratan di perairan Tangerang.
"Nah kalau nahan abrasi nanti lama-lama jadi jadi dangkal. Kalau sudah jadi dangkal kemudian akan menjadi daratan," jelasnya.
Sakti mengatakan, hal itu telah menjadi atensi Presiden Prabowo.
"Jadi tadi sih waktu kita diskusi dengan Bapak Presiden. Wah kalau gitu jadi anu, diambil negara aja. Iya luas bagus juga pak kalau diambil negara. Tapi kan publik minta itu kemudian dicabut, sudah kita sama-sama cabut. Itu intinya," ujarnya.
Menteri KKP memastikan bahwa pagar laut itu tak mengantongi izin.
"Enggak ada, enggak ada izin," tegasnya.
Lebih lanjut Sakti tak menampik hal ini terjadi akibat lemahnya pengawasan.
"Pengawasan kurang, tapi kan kita sudah turun. Kita membuktikan bahwa kemudian kita turun. Kita cek ternyata itu bukan penangkaran kerang ya. Itu adalah pagar terstruktur," tuturnya.
Dirinya juga menegaskan, bahwa negara akan mengutamakan kepentingan nelayan.
"Yang pasti kepentingan nelayan itu akan kita berikan. Tapi dari sisi hukum juga kita betul-betul. Makanya harus bersama-sama."
Menurutnya, permasalahan ini harus menjadi atensi banyak pihak. Terutama aparat penegak hukum dan kementerian terkait.
"Kalau semua lembaga yang berkepentingan itu hadir bareng lalu kita putusin bareng, sudah aman kita," ujarnya.
Sayangnya, hingga berita ini diturunkan aparat belum mengklarifikasi sosok pemilik pagar laut misterius itu.