Mulai Panas! Ketum Prabowo Mania Tantang Nyali Ganjar Bongkar 2 Kasus Ini: Berani Nggak?
Siap – Ketua Umum Relawan Prabowo Mania 08, Imanuel Ebenezer melayangkan tantangan yang cukup keras pada bakal capres dari kubu PDIP, Ganjar Pranowo.
Pria yang populer disapa Noel itu menantang Ganjar untuk mengungkap dugaan kasus penculikan 98 yang kerap menyeret nama Prabowo Subianto.
“Coba berani nggak disampaikan ke Mas Ganjar dan semua. Berani nggak program mereka untuk menangkap para penculik. Tanya ke mereka, ke Mas Ganjar yang berkontestasi di 2024," katanya di Depok, Jawa Barat pada Minggu, 29 Oktober 2023.
Tantangan ini bukan tanpa alasan. Sebab, menurut Noel isu pelanggaran HAM kerap menyudutkan Prabowo tiap musim pemilu.
Padahal, menurutnya hingga kini tidak ada bukti yuridis yang menyatakan Prabowo melakukan pelanggaran tersebut.
“Soal problem masa lalu terkait hukum itu tidak ada satupun keputusan hukum yang hari ini secara definitif terbukti," kata Noel.
Artinya, menurut dia tidak ada keputusan hukum terkait pelanggaran HAM.
"Yang ada saat itu adalah keputusan politik, bukan keputusan hukum. Jadi soal terkait pelanggaran HAM kita sudah tahu lah ini narasi hanya setiap Pak Prabowo nyapres," ujarnya.
Selain itu, Noel juga menantang Ganjar untuk membongkar peristiwa di tahun 1998, termasuk membongkar aktor di balik kejadian itu dengan pembuktian.
“Mas Ganjar saya tantang berani nggak akan mengungkit dan menangkap para pelaku dan aktor penculikan tahun 1998? Jadi jangan mereka membuat narasi. Berani ngga salah satu programnya tangkap para penculik,” tantang Noel.
Menurutnya lagi, selain peristiwa tahun 1998, ada juga peristiwa 27 Juli 1996 yang belum terungkap.
Imanuel menantang untuk kasus itu dibongkar.
“Bukan hanya 1998, tahun 1996 juga ada kasus 27 Juli. Berani nggak mereka nangkap itu semua. Dua tahun sebelum 1998, ada kasus 27 Juli 1996, mereka berani ngga ungkap itu. Kita tantang, yang nantang itu Emanuel,” katanya.
Noel mengatakan, bahwa peristiwa 27 Juli 1996 kata dia juga sebagai peristiwa berdarah.
Sehingga, menurutnya tidak ada alasan hanya membuat narasi peristiwa yang terjadi di tahun 1998 saja.
“Jadi jangan cuma buat narasi 1998 saja, sebelumnya ada 1996 27 Juli. Itu juga kasus berdarah."