Akhir Tahun: Depok Catat Kualitas Udara Terburuk di Indonesia pada Selasa Pagi Ini

Suasana Setu Rawa Lio, Depok, Jawa Barat.
Sumber :
  • Instagram Fachmy.febryan

Siap – Menutup tahun 2024, Kota Depok mencatatkan dirinya sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di Indonesia pada Selasa (31/12) pagi.

Perubahan Kota Depok selaras dengan Aglomerasi dan Pembangunan Nasional

Berdasarkan data yang dihimpun dari situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 09.50 WIB, Depok menempati peringkat pertama dengan indeks kualitas udara (AQI) sebesar 77, yang masuk dalam kategori "sedang."

Depok mengungguli Denpasar, Bali, yang berada di peringkat kedua dengan AQI sebesar 76, juga dalam kategori "sedang." Berikut adalah daftar lima kota dengan kualitas udara terburuk di Indonesia pada hari tersebut:

  1. Depok, Jawa Barat - AQI 77 (kategori sedang)
  2. Denpasar, Bali - AQI 76 (kategori sedang)
  3. Tangerang Selatan, Banten - AQI 69 (kategori sedang)
  4. Surabaya, Jawa Timur - AQI 64 (kategori sedang)
  5. Bandung, Jawa Barat - AQI 62 (kategori sedang)
Ragam Tradisi Unik Perayaan Natal di Berbagai Daerah Indonesia

 

 

Operasi Lilin Agung: Strategi Besar Kapolri Amankan Libur Akhir Tahun di Bali

 

Kota dengan Udara Terbaik di Indonesia
Di sisi lain, Kayu Tangi, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menjadi kota dengan kualitas udara terbaik di Indonesia pada pagi yang sama. Kota ini mencatat AQI sebesar 28, yang masuk dalam kategori "baik."

Perbandingan Global
Secara global, kualitas udara terbaik pada hari tersebut dimiliki oleh Vancouver, Kanada, dengan AQI sebesar 11 (kategori baik). Sementara itu, Delhi, India, mencatatkan kualitas udara terburuk di dunia dengan AQI mencapai 218, yang masuk dalam kategori "sangat tidak sehat."

Kategori AQI dan Dampaknya
Indeks kualitas udara (AQI) dibagi menjadi beberapa kategori yang menggambarkan tingkat dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan:

  • Sedang (51-100): Tidak berdampak signifikan terhadap manusia, tetapi dapat memengaruhi tumbuhan sensitif dan estetika.
  • Tidak sehat untuk kelompok sensitif (101-150): Berdampak pada individu dengan kondisi kesehatan tertentu serta berpotensi merusak tumbuhan.
  • Tidak sehat (151-200): Membahayakan kesehatan manusia, terutama jika terpapar dalam jangka panjang.
  • Sangat tidak sehat (200-299): Berisiko serius bagi kesehatan masyarakat pada umumnya.
  • Berbahaya (300-500): Menimbulkan risiko kesehatan serius pada semua populasi.