Ritual Natal Kaoem Depok: Pulang Kampung dan Ziarah Leluhur
- Istimewa
Siap – Natal menjadi momen yang dinanti oleh umat Nasrani di seluruh dunia, termasuk komunitas yang dikenal sebagai Belanda Depok atau Kaoem Depok. Komunitas ini merupakan keturunan kaum mardijkers yang dulu mendapat stereotip sebagai Belanda Depok.
Pemukiman Kaoem Depok terletak di kawasan Jalan Pemuda hingga TPU Kamboja, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat.
Saat Natal, banyak anggota komunitas ini yang merantau atau tinggal di luar negeri pulang kampung untuk merayakan bersama keluarga.
Selain merayakan Natal, mereka juga memanfaatkan kesempatan ini untuk berziarah ke makam leluhur di TPU Kamboja.
Jeffry William Van Sornsen de Koste, seorang peziarah rutin, mengaku selalu mengajak keluarga besarnya berziarah saat Natal dan Tahun Baru.
Menurut Jacob Loen, penjaga makam, TPU ini memiliki lebih dari 1.000 makam khusus Nasrani, banyak di antaranya milik Kaoem Depok.
"Dulu banyak makam tua, tapi banyak batu nisannya dicuri," kata penjaga makam, Jacob Loen dikutip siap.viva.co.id dari depoktoday.
Setiap Natal, TPU Kamboja ramai dikunjungi peziarah, termasuk yang datang dari Belanda.
"Setiap tahun, saat Natal atau Tahun Baru, banyak yang datang untuk nyekar," tutur Jacob.
Jeffry William Van Sornsen de Koste, seorang peziarah rutin, mengaku selalu mengajak keluarga besarnya berziarah saat Natal dan Tahun Baru.
"Kami selalu ke makam orang tua saat Natal dan Tahun Baru," katanya.
Ia juga menyebut bahwa keluarganya yang tinggal di Belanda sering pulang ke Depok untuk berkumpul.
"Keluarga dari Belanda biasanya pulang untuk berkumpul di Depok," tuturnya.
Ketua Bidang Sejarah Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) Ferdy Jonathans semasa hidup pernah mengatakan, ziarah ke TPU Kamboja adalah cara untuk mengingat jasa para leluhur.
"Kami rutin membersihkan makam sebelum 25 Desember untuk mengenang jasa mereka," kata mendiang Ferdy seperti dikutip beberapa tahun lalu.
Ferdy juga menyatakan bahwa makam Kamboja adalah salah satu cagar budaya tertua di Kota Depok.
"Yang datang bukan hanya dari Depok, tapi juga dari Belanda," ungkapnya.
Meskipun ada stereotip Belanda Depok, perayaan Natal di komunitas ini selalu berlangsung damai. "Kami saling menghormati, meski sebagai minoritas," tandasnya.