Intensitas Hujan Ancam Liburan Nataru, Kementerian PU Siapkan Langkah Antisipasi

Ilustrasi cuaca ekstrim di Jabodetabek dan prediksi BMKG
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyiagakan Satuan Tugas Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Satgas PPB) sebagai bentuk antisipasi dalam menghadapi puncak musim penghujan dan kesiapan infrastruktur jalan tol dan jalan nasional pada periode Natal dan Tahun Baru 2024/2025.

PT GUN Apresiasi Polri Atas Keberhasilan Pengamanan Nataru 2024-2025, Distribusi BBM Lancar

Berdasarkan Climate Outlook 2025 yang diterbitkan oleh BMKG, curah hujan tinggi diprediksi akan lebih sering terjadi di Indonesia pada akhir tahun 2024 dan awal tahun 2025 yang berpotensi mengakibatkan banjir dan longsor.

Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti menyatakan kementeriannya siap mengantisipasi musim hujan dan dampaknya terhadap kelancaran infrastruktur jalan saat musim liburan Natal dan Tahun Baru.

HIPNAS Apresiasi Kinerja Polri dalam Operasi Lilin 2024, Natal & Tahun Baru Aman Terkendali

"Di akhir tahun menjelang Natal - tahun baru kita harus mengantisipasi bencana hidrometeorologi dan puncak musim hujan terutama di pertengahan Desember hingga awal Januari," kata Diana kepada wartawan seperti dikutip di Jakarta, Senin, 2 Desember 2024.

Keberhasilan Operasi Lilin Jaya 2024: APPI Apresiasi Polri Jaga Keamanan

Ia meminta bawahannya di Bina Marga melakukan pengecekan drainase agar tidak terjadi penyumbatan yang bisa mengakibatkan banjir melimpah ke jalan.

"Di Bina Marga agar bisa menyiapkan aliran air di jalan tol supaya tidak banjir," katanya.

Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti bertemu dengan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. Pertemuan ini salah satunya membahas mitigasi bencana hidrometeorologi yang bertepatan dengan arus liburan akhir tahun.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan mitigasi bencana hidrometeorologi di akhir 2024 ini sangat mendesak dilakukan.

"Di tahun ini yang dihadapi tidak hanya satu faktor saja, ada MJO, cold surge, la nina lemah dan puncak musim hujan di Pulau Jawa dan Sumatera bagian selatan," tandasnya.