Detik-detik Menegangkan Menhan Sjafrie Saling Todong Pistol dengan Agen Mossad

Menhan Sjafrie ketika mengawal Presiden Soeharto
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Menteri Pertahanan atau Menhan Sjafrie Sjamsoedin ternyata menyimpan segudang pengalaman ekstrim. Terlebih ketika dirinya sempat dipercaya sebagai pengawal pribadi Presiden ke-2 RI, Soeharto.

Wasiat Said Didu Sebelum Diperiksa Polisi soal PIK 2: Mudah-mudahan Saya Masih Dikasih Umur

Lantas seperti apa sepak terjang Menhan Sjafrie saat menjadi perisai hidup Soeharto? Berikut ulasannya. 

Data yang dihimpun menyebutkan, Letjen (purn) Menhan Sjafrie ternyata merupakan kawan lama Presiden Prabowo

Bela Said Didu, Mahfud MD Bongkar Janggalnya Harga Pembebasan Lahan Proyek PIK 2: Cuma Rp 50 Ribu

Pria kelahiran 30 Oktober 1952 itu merupakan lulusan AKABRI tahun 1974.

Nah usut punya usut, salah satu pengalaman yang cukup ekstrim pernah dialami Menhan Sjafrie adalah ketika berhadapan dengan agen khusus Israel yang disebut Mossad.

HUT Brimob Polri: Kapolri Instruksikan Brimob Terlibat Swasembada Pangan

Ia bahkan sampai saling todong senjata api. Kok bisa?

Disitat dari akun media sosial X @JanissaryD_Last, Menhan Sjafrie pernah todong-todongan pistol dengan agen Mossad ketika mengawal Soeharto yang saat itu sedang berada di New York, Amerika. 

"Agen mossad mengarahkan pistol ke perut Pak Sjafrie, beliau nodongin pistol ke leher agen Mossad tersebut," bunyi keterangan dalam akun tersebut.

Sjafrie muda nekat melakukan aksinya tersebut lantaran si agen Mossad nyelonong bingin menyampaikan pesan dari PM Israel Yitzak Rabin ke Soeharto.

"Ya dicegat lah sama beliau (Sjafrie). Eh si agen malah nodongin pistol tapi kalah cepat, Pak Sjafrie udah duluan ke arah leher, titik yang mematikan."

Tak hanya itu, mantan perwira Kopassus ini juga sempat dipercaya Soeharto untuk melakukan pengawalan saat memasuki medan perang Sarajevo. 

Saat itu Soeharto hendak melakukan diplomasi pada Serbia agar menghentikan perang. 

Nah hebatnya lagi, kala itu tak ada satu pemimpin dunia pun yang brani melewati medan perang tersebut kecuali mendiang Soeharto yang didampingi Sjafrie.

Beruntung, Soeharto tidak terluka sedikitpun dan kesepakatan dapat dicapai. 

Kabarnya itu menjadi momen bersejarah bagi bangsa Bosnia, serta prestasi bagi Indonesia karena dapat menjalankan amanah konstitusinya, yaitu melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

"Pak Harto dan Pak Sjafrie waktu itu menolak untuk memakai rompi anti peluru dimana itu menjadi standar internasional jika akan memasuki sebuah medan perang," tulis akun @JanissaryD_Last.

"Selamat bertugas pak, semoga instansinya makin solid, makin berani keak bapak hingga disegani dunia harapannya."