Ilmu SAKTI Ampuh Dongkrak Omset BUM Desa, Nilainya Fantastis
- istimewa
Siap – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi atau Kemendes PDTT, terus melakukan berbagai terobosan untuk memperkuat pembangunan desa.
Salah satu program tersebut ialah mengembangkan kompetensi teknis bagi para Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat (JF PSM) dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) yang Solid, Adaptif, Kolaboratif, Terdepan, dan Inovatif (SAKTI).
Kepala Pusat Pelatihan Pegawai Aparatur Sipil Negara Kemendes PDTT, Mulyadin Malik menjelaskan, bahwa terbosan ini merupakan proyek perubahan yang diangkat dalam pelatihan kepemimpinan nasional tingkat I angkatan LX.
Kegiatan itu diikuti di Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI).
Mulyadin mengatakan, Kemendes PDTT sebagai instansi pembina JF PSM dituntut untuk dapat mengembangkan kompetensi para PSM agar tugas dan fungsi pemberdayaan masyarakat desa dapat berjalan dengan maksimal.
Ia menyebut, data terbaru dari Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional, BPSDM PMDDTT, Kemendesa PDTT jumlah PSM pada awal tahun 2024 menyentuh angka 3.089 pegawai, dan jumlah desa di Indonesia pada tahun 2024 berjumlah 75.265 desa.
"Nah merujuk dari data itu, seorang PSM harus mendampingi sekitar 27 desa yang miliki karakteristik, latar belakang dan permasalahan yang berbeda-beda. Olehnya, pengembangan kompetensi jadi sebuah keharusan," katanya dikutip pada Sabtu, 28 September 2024.
Mulyadin menerangkan, bahwa keberadaan BUM Desa jadi instrumen sangat penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat melalui pemberdayaan ekonomi.
Dirinya berharap, BUM Desa mampu meningkatakan Pendapatan Asli Desa (PADes) sehingga dapat mendorong terwujudnya desa yang mandiri dan berdaya saing.
"Faktanya, pengelolaan BUM Desa masih belum optimal, Sampai dengan tahun 2024 ini, data Kemendesa PDTT terdapat 53.570 BUM Desa dan 5.690 BUM Desa Bersama (BUM Desma). Sehingga total BUM Desa yang ada di Indonesia sebanyak 59.260 BUM Desa," jelasnya.
Lebih lanjut dirinya mengungkapkan, bahwa sampai tahun 2023, sebanyak 10.866 pemerintah desa menanamkan modal ke BUM Desa. Nilainya mencapai total Rp 1,16 triliun atau rata-rata Rp 44,23 juta per desa.
Melalui penanaman modal ini, pada akhir tahun 2023 yang lalu, BUM Desa menyalurkan sebagian keuntangan ke APBDes sebagai PADes yang angkanya mencapai Rp 162,99 miliar atau rata-rata Rp 14,97 juta per desa.
Adapun omset yang diperoleh sepanjang 2023, BUM Desa sebesar Rp 2,87 triliun. Sedangkan BUM Desma memperoleh omset senilai Rp 215,47 miliar.
Dengan perputaran ekonomi tersebut, menurut Mulyadin diperlukan kolaborasi dan inovasi untuk wujudkan PSM SAKTI BUM Desa.
"Kolaborasi PSM SAKTI BUM Desa ini diharapkan membawa manfaat tidak hanya bagi peserta PKN I namun juga berdampak bagi masyarakat, khususnya di bidang pemberdayaan ekonomi desa di seluruh Indonesia," katanya.