Kisah Nyata Tantowi Yahya Ditarik Malaikat ke Depan Makam Rasulullah, Diperlakukan Seperti Ini
- MOESLIMCHOICE TV
Siap – Politikus sekaligus artis senior, Tantowi Yahya, menceritakan pengalaman spritualnya, bertemu dengan malaikat ketika berada di depan makam Rasulullah, di Madinah.
Dikutip dari tayangan YouTube Merry Riana, momen itu terjadi saat ia tengah menjalankan ibadah umroh pada tahun 2013, silam.
"Jadi kalau kita naik haji atau umroh itu, ini bicara Islam ya, kan ada dua kota suci yang kita datangi, Mekah sama Madinah. Nah di Madinah itu ada masjid besar yang disucikan, namanya itu Masjid Nabawi," katanya.
"Nah di dalam Masjid Nabawi itu ada makam Rasulullah. Jadi Nabi Muhammad itu dimakamkan di sana," sambungnya.
Tepat di depan makam itu, ada space kecil, antara makam Rasulullah dengan tempat podium nabi kala memberikan khotbah. Di situ ada taman kecil banget, namanya taman Raudhah, artinya taman yang indah.
"Taman ini diperebutkan banyak orang, jutaan orang ngantri untuk masuk ke tempat yang sejengkal itu, karena itu tempat paling mustajab untuk berdoa," ujarnya.
Tantowi Yahya lantas ikut mengantri, hingga sampai giliran dia berada depan pagar. Namun seketika, perasaannya jadi bimbang.
"Saya mau melangkah saya urungkan, saya batalkan, ya saya balik ke belakang. Tapi saya bilang, ah sayang ini. Kenapa coba saya batalkan? Karena saya nggak tahu mau doa apa? Saya pikir, mending orang di belakang saya gitu yang mendapatkan kesempatan itu."
Namun akhirnya Tantowi Yahya melanjutkan langkah ke depan, dan tiba-tiba ia melihat ada tempat kosong.
"Aneh kan, saya menuju ke sana duduklah saya di situ. Begitu saya duduk saya bengong lagi. Karena saya memikirkan antrian yang begitu panjang itu, ya lebih bagus di space gitu kan ada yang lebih perlu," ujarnya.
"Tahu nggak? Begitu saya lagi bingung kayak gitu ada tangan di samping kanan saya, pegang saya. Sosoknya ganteng, orang Arab, harum, berbahasa Palembang. Dipegang tangan saya, dia bilang, nak kemano Pak Tantowi (mau ke mana Pak Tantowi), lah orang Palembang? Iyo aku orang Palembang. Duduk sini," tutur Tantowi menirukan percakapannya dengan sosok misterius tersebut.
"Aku pingin ke luar. Kenapa? Aku enggak tahu mesti baca apa di sini, aku enggak siap. Lebih bagus orang itu aja masuk ke sini," kata Tantowi pada sosok itu.
"Enggak lah. Terus dari sakunya dia keluarkan buku. Saya ingat bukunya itu berwarna silver. Judul bukunya itu doa-doa di Raudhah. Doa-doa di taman Raudhah, you know what, semua doa itu dalam bahasa Indonesia, karena saya enggak bisa baca arab."
"Jadi bayangkan ada orang ngasih saya buku doa untuk di Raudhah dalam bahasa Indonesia. Saya baca, oh gampang banget bacanya kan," kata Tantowi lagi.
Setelah usai memanjatkan doa di taman tersebut, Tantowi kemudian berusaha mengembalikan buku yang diberikan tadi. Namun pria tersebut menolaknya.
Merasa tak cukup hanya berterima kasih, Tantowi pun ingin silaturahmi lebih jauh. Ia lantas menanyakan alamat rumahnya. Pria itu mengaku tinggal di pesantren di Palembang.
"Nah disebutkan lah itu (alamatnya) ada di buku tadi. Jadi ini di satu pesantren, di satu jalan," timpalnya.
Selama berada di tanah suci Mekah, Tantowi selalu membawa buku tuntunan doa tersebut dan tersimpan dengan rapih. Namun anehnya, begitu pulang ke Jakarta buku itu tidak ada.
"Saya cari-cari buku itu tidak ada, dan saya tanya kakak saya di Palembang, kak tolong kamu cek ada pesantren di jalan ini, nomor sekian. Kenapa? Saya mau berterima kasih sama ustaz itu, karena dia menolong saya," katanya.
Lagi-lagi keanehan terjadi. Ternyata pesantren yang dimaksud tidak ada.
"Kakak saya cerita itu toko, nomor itu ada tapi toko, tidak pernah ada pesantren di situ."
Tantowi pun tertegun. Ia yakin, jika sosok yang ditemuinya depan makam Rasulullah itu adalah malaikat.
"Masya Allah, siapa orang itu? Itu lah kebesaran Tuhan kan, ya dia kirimkan malaikat. Malaikat kan bisa semuanya, bahasa apa aja kan bisa, mau barang apa aja dia punya," katanya.
"Jadi Insya Allah dalam hidup saya itu saya pernah ketemu malaikat, yang sosoknya itu adalah seorang pengurus pesantren yang ngakunya itu dari Palembang," sambungnya.