Dongkrak Perekonomian Kaum Santri, XL Axiata Ajarkan Ustadz Manfaatkan Solusi IoT

XL Axiata berikan pelatihan IoT di pesantren
Sumber :
  • Dok XL Axiata

Siap – XL Axiata kian gencar melakukan aksi sosial. Salah satunya adalah mengajarkan para santri memanfaatkan internet of things (IoT), untuk budi daya maggot.

Pesantren Tebuireng Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran, Suara Jawa Timur Semakin Besar?

Secara teknis, alat ini memiliki sejumlah fitur pemantauan lingkungan dan kontrol suhu atau kelembaban di lokasi peternakan Black Soldier Fly (BSF).

Adapun BSF adalah jenis lalat yang telurnya kemudian menjadi larva maggot. Nah budi daya maggot ini secara tidak langsung juga mendukung program pengolahan dan pemberdayaan sampah organik dan non organik di pesantren tersebut.

Habib Bahar Bangun Ponpes yang Diserang OTK Masih Utang Besi sampai Sekarang

Ide atau gagasan XL Axiata itu di antaranya telah diterapkan di Ponpes KH Mas Mansur Madrasah Boarding School (MBS) yang berlokasi di Brebes, Jawa Tengah dan di Pesantren Hidayatulloh, Depok, Jawa Barat .

Chief Corporate Affairs XL Axiata, Marwan O Baasir, mengatakan, dengan program ini pihaknya turut menyediakan sejumlah solusi digital yang bisa dimanfaatkan oleh para pengelola pondok pesantren di seluruh Indonesia.

Habib Bahar Tenteng Pedang, Kondisi Terkini Ponpes Tajul Alawiyyin Usai Diserang OTK

Menurut dia, pemanfaatkan solusi IoT adalah salah satu implementasi, mengingat teknologi itu bisa secara fleksibel dipakai untuk meningkatkan kinerja berbagai keperluan di pesantren, termasuk dalam kegiatan ekonomi dan kewirausahaan.

"Karena itu, kami memfasilitasi penerapan solusi IoT untuk budi daya maggot, sesuai dengan kebutuhan pondok pesantren,” katanya dikutip pada Kamis, 14 September 2023.

Marwan juga mengatakan, bahwa solusi IoT untuk budi daya maggot ini lahir dari hasil inkubasi IoT di Laboratorium XCamp XL Axiata.

Di tempat ini dipilih sejumlah solusi IoT yang cocok dan dapat diterapkan di lingkungan pesantren, terutama yang dapat mendukung upaya pemberdayaan ekonomi.

"Budi daya maggot ini secara tidak langsung juga mendukung program pengolahan dan pemberdayaan sampah organik dan non organik di pesantren tersebut," jelasnya.

Untuk bisa menghasilkan maggot yang bisa menjadi pakan ternak berkualitas tinggi, dibutuhkan suhu dan kelembapan yang optimal, dengan rentang 20-25 derajat celcius.

Selain itu, dibutuhkan juga kelembaban yang ideal dalam beternak maggot, yaitu 50-70 persen. Penggunaan solusi IoT akan membantu mempermudah para pembudidaya maggot untuk antara lain mengukur suhu dan kelembaban terbaik secara real time.

Sebagai informasi, nilai ekonomi yang bisa dihasilkan dari budi daya maggot pun terbilang cukup tinggi.

Pangsa pasar maggot diakui oleh industri pakan ternak global, di mana berpeluang besar menyasar para peternak unggas, lele, dan sebagainya.

Maggot ini hidup sebagai pakan pengganti pelet yang berkualitas tinggi dan dapat mempercepat pertumbuhan hewan ternak.

Dengan pangsa pasar yang masih terbuka, budi daya ini diharapkan dapat mendorong pemberdayaan masyarakat.

Budi daya maggot pun terbilang cukup mudah karena pakannya berasal dari limbah rumah tangga atau sampah organik yang mudah didapatkan.

Dengan begitu, pembudidayaan maggot ini pun turut berkontribusi terhadap pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Selain untuk meningkatkan produktivitas, manfaat dari pemanfaatan solusi IoT terutama adalah dapat untuk mengurangi biaya operasional, sebagai sumber data untuk keperluan Big Data dan Artificial Intelligent.

Tidak hanya itu saja, teknologi ini juga bisa untuk mempermudah perencanaan, proyeksi, hingga perawatan.