Mengenal Eko Cahyono, Korban PHK yang Bebaskan Banyak Anak dari Buta Huruf
- Batikimono/ABDI PURMONO
Namun kegiatan lain bisa dilakukan seperti belajar komputer, melukis di kanvas, menonton film bareng, belajar memasak, menjahit, diskusi setiap Sabtu malam, hingga menanam obat-obatan 27 tradisional.
Bahkan terdapat bimbingan belajar bagi pelajar SD atau madrasah Ibtidayah secara gratis.
Cakupannya pun makin luas dengan menggelar perpustakaan keliling di pos ojek, salon, bengkel motor, rental komputer, dan lain-lain.
Disisi lain, Eko tak mau ikut menghakimi masyarakat berdasar survei tingkat literasi. Baginya, masyarakat justru sedang mengalami kesenjangan akses terhadap buku.
Menurut dia, tidak banyak buku yang sampai di hadapan masyarakat.
“Selama kebijakan perbukuan tidak berpihak pada rakyat, tingkat literasi ya begitu-begitu saja. 21 tahun saya bergelut di perpustakaan. Masyarakat tak menolak jika ada yang memberi buku,” katanya dikutip dari terakota.id.
Jadi Korban PHK Perjalanan Eko untuk menciptakan perpustakaan keliling tidaklah mudah.