Korbankan Masa Depan, Beginilah Kiprah Gede Andika Jaga Lentera Pesona Pulau Dewata
- Instagram @andikawirateja
Siap – Pada awal tahun 2020, ekonomi Indonesia seketika ambruk lantaran virus Covid-19 merebak dengan cepat. Beragam sektor, seperti pariwisata hingga kesehatan seolah terseok akibat wabah pandemi tersebut.
Dampak lain yang tak kalah parah adalah sektor pendidikan. Anak-anak dari berbagai jenjang terpaksa mengikuti pelajaran dari rumah atau daring dengan menggunakan gawai. Kegiatan belajar-mengajar tak ayal lumpuh total.
Sementara itu, beberapa orang tua yang berpenghasilan rendah terbentur kendala kuota termasuk telepon genggam yang tidak dimiliki. Hal itu dilihat I Gede Andika Wira Teja tatkala pulang kampung ke Desa Pemuteran, Buleleng, Bali.
Pria kelahiran 21 April 1998 itu bukan Pandawa yang memiliki beragam cakra, namun dia dikaruniai mata yang tajam dengan hati yang sensitif. Ia tahu, Pemuteran merupakan salah satu tempat yang dikenal dengan surga bawah laut.
Covid-19 membuat seolah lentera Pemuteran redup, bahkan gelap dari segala harapan. Anak-anak tidak bisa sekolah, roda wisata tak bisa bergerak.
"Usia itu adalah sesuatu yang seharusnya tidak disia-siakan. Tapi pandemi membuat anak-anak Pemuteran terancam kehilangan usia emasnya saat hak untuk sekolah terkikis. Tidak semua dari mereka bisa belajar online. Kita harus mengejar bonus demografi dan saya melakukannya lewat literasi terutama anak-anak di wilayah pinggiran dan pedalaman," kata Dika, panggilan akrab I Gede Andika Wira Teja seperti dikutip siap.viva.co.id dari heyarai.com di Depok, 23 Oktober 2024.
Arkian, pemuda yang saat ini berusia 26 menerobos pandemi lewat gerakan Kreasi Edukasi Bahasa dan Literasi Lingkungan atau Kredibali pada Mei 2020.