Laksa Betawi, Makanan Khas yang Mulai Jarang Ditemui
- Dok/jakarta.go.id
Kuah laksa Betawi berwarna kekuningan karena kunyit. Pekatnya rasa dan aroma ebi dalam kuah menjadi ciri khas tersendiri.
Laksa Betawi menggunakan bihun dan tauge yang mempertegas adanya pengaruh Tionghoa dalam masakan ini. Isian lainnya adalah perkedel, daun kemangi, dan kucai.
Biasanya laksa disantap dengan ketupat, dan semur daging atau semur telur berkuah kental (nyemek). Laksa hingga kini selalu hadir dalam acara pernikahan, khitanan, syukuran, tujuh bulanan, ulang tahun, selamatan berangkat haji, pengajian, dan arisan.
Bagi masyarakat Betawi sebenarnya laksa bukan hanya sekedar makanan, tetapi juga memiliki filosofi tersendiri dalam tradisi mereka.
Ada varian khusus laksa untuk disajikan saat hajatan pernikahan yang disebut laksa penganten. Juga pada bagian akhir dari rangkaian prosesi pernikahan keluarga Betawi, setelah acara “pulang tiga hari”, biasanya keluarga laki-laki akan mengirim hantaran berupa bahan dan bumbu untuk membuat laksa ke rumah orang tua perempuan (besan).
Kedatangan mereka sebagai tanda ucapan terima kasih kepada pihak besan yang telah menjaga kesucian anak perempuannya dengan baik.
Nantinya setelah dimasak, pihak orang tua lelaki akan diundang untuk makan bersama atau hidangan laksa diantar ke rumah besan.