Boikot! Google Bakal Hapus Ribuan Aplikasi dari Play Store, Simak Alasannya
- Istimewa
Siap – Raksasa teknologi asal Amerika Serikat itu mewajibkan sejumlah penyedia aplikasi untuk menghadirkan 'pengalaman pengguna yang stabil, menarik, dan responsif' mulai tanggal 31 Agustus. Google akan segera menghapus aplikasi yang tidak memenuhi 'syarat minimal' tersebut dari Play Store.
Dikutip The Verge, pembaruan kebijakan spam terbaru dari perusahaan, aplikasi yang menunjukkan "fungsionalitas dan konten yang terbatas" tak akan diizinkan lagi di Play Store pada mulai 31 Agustus.
"Kami memperbarui kebijakan Spam dan Fungsionalitas Minimum untuk memastikan aplikasi memenuhi standar yang telah ditingkatkan untuk katalog Play,”
“dan melibatkan pengguna melalui fungsionalitas yang berkualitas dan pengalaman pengguna konten," kata Google dalam laman bantuannya pada Rabu 24 Juli 2024.
Beragam aplikasi berpotensi dihapus seperti aplikasi yang hanya berisi teks, aplikasi wallpaper tunggal, atau aplikasi yang secara harfiah didesain untuk tidak melakukan apapun.
Ketentuan ini melengkapi aturan sebelumnya yang melarang aplikasi rusak dan tidak responsif, tidak dapat diinstal, macet, atau berguna tidak normal.
Google menyampaikan mereka menambahkan persyaratan tambahan untuk "memastikan aplikasi dapat memenuhi standar yang telah ditingkatkan untuk katalog Play dan melibatkan pengguna melalui fungsionalitas yang berkualitas."
Pasalnya Google sudah melakukan upaya sebelumnya untuk mengawasi aplikasi yang di-hosting di Play Store dengan lebih baik seperti yang dicatat oleh Android Authority.
Android authority sebanyak 2,28 juta aplikasi diblokir dari layanan ini pada tahun 2023 karena melanggar kebijakan dan membahayakan keamanan pengguna.
Google juga mengatakan mereka sudah memblokir 333.000 akun Google Play yang "buruk" pada tahun yang sama karena pelanggaran kebijakan berulang kali terjadi dan kekhawatiran seputar penipuan serta malware.
Bahkan Google mengumumkan bakal mulai menghapus aplikasi yang tidak berfungsi dan berkualitas rendah di toko aplikasi mereka Play Store. Kebijakan tersebut akan mulai dijalankan pada 31 Agustus 2024.
Jenis aplikasi dimaksud merupakan aplikasi statis yang tidak menawarkan fungsi spesifik, aplikasi yang tidak menawarkan banyak interaksi sampai aplikasi yang tidak memberikan fungsi dasar dengan baik.
Beberapa contohnya ialah aplikasi yang hanya menampilkan teks seperti aplikasi PDF atau aplikasi yang cuma menampilkan satu wallpaper.
Di samping itu, aplikasi yang sering crash dan tidak responsif juga bakal terjaring “razia” dari Google.
Selain meningkatkan pengalaman pengguna, kebijakan baru Google yang lebih ketat ini juga sekaligus sebagai langkah untuk mengurangi aplikasi yang berpotensi memiliki celah keamanan. Google juga kini mewajibkan pengembang untuk menghapus kode pihak ketiga dari penyedia yang diketahui menyebarkan malware.
Belakangan Google memang mulai semakin ketat terkait perizinan aplikasi yang beredar di Play Store. Dilaporkan ada sekitar 200 ribu aplikasi yang ditolak untuk diterbitkan di Play Store tahun lalu.
Sedangkan pemilik Android tersebut juga sida mencekal sekitar 333 ribu akun yang melakukan pelanggaran kebijakan termasuk penyebaran malware.
Keamanan untuk OS Android-nya sendiri juga terus ditingkatkan. Pada Android 15, Google memperkenalkan fitur bernama “Live Threat Detection” yang bakal menggunakan AI untuk menemukan dan menghapus aplikasi dari smartphone secara cepat.
Fitur ini yang akan memeriksa perilaku aplikasi dan interaksinya dengan aplikasi lain untuk menjaga perangkat kalian tetap aman.