Saling Serang dan Menyindir Kembali Terlihat di Debat Cawapres, Anom: Terlalu Banyak Drama

Potret suana Debat Cawapres
Sumber :
  • Istimewa

Selain itu, lanjut Anom, jika debat cawapres hanya dijadikan ajang meningkatkan elektabilitas semata harusnya masing-masing cawapres dapat membuka mata para pemilih dengan menjelaskan apa yang akan mereka kerjakan terkait semua isu pemerintahan yang ada ketika terpilih nanti.

Kebanyakan yang bahas dalam debat tersebut, kata Anom, bukan inti dari semua persoalan yang ada dalam materi, ketiga cawapres itu hanya membahas opini yang berkembang.

" Yang dibahas hanya opini berdasarkan literasi yang mereka ketahui dan solusinya tidak terlihat, selebihnya hanya tontonan saling serang dan saling sindir saja," katanya.

Terkait soal etika Gibran yang saat ini viral di media sosial menurut Anom, itu sebenarnya bukan menjadi hal yang harus dibesar-besarkan.

Karena jika bicara soal etika, semua harusnya bisa menunjukan bagaimana cara beretika dengan baik ketika berperan sebagai calon pemimpin.

"Gibran disebut tak beretika ketika dianggap tidak sopan terhadap kedua seniornya, tapi jangan lupa, apakah saling sindir terkait masa lalu seseorang itu bisa dinamakan beretika seperti yang dilakukan oleh cak imin dan Mahfud MD?, " katanya.

Sejatinya, lanjut Anom, apa yang dilakukan Gibran juga tidak bisa dibenarkan karena tidak sesuai dengan adat ketimuran kita yang menjunjung tinggi tentang tata krama.