Kisah Pahit Habib Bahar Rintis Ponpes: Makan Bareng Santri Cuma Pakai Jantung Pisang
- Tangkapan layar YouTube Qolbu Aswaja
Lebih lanjut Habib Bahar mengatakan, nama pondok pesantrenya itu memiliki arti yang cukup dalam.
"Saya namakan Tajul Alawyyin, Tajul itu artinya mahkota, sedangkan Alawyyin artinya para habaib. Jadi mahkotanya para habaib. Karena jalur kita, garis kita, thoriqoh kita adalah thoriqoh para habaib, torikoh para leluhur."
Ia mengatakan, sampai sekarang pun pondok pesantrennya itu masih dalam proses pembangunan.
Bahar kemudian menceritakan kisah pahitnya saat awal-awal merintis ponpes ini. Ia bersama para santri pernah makan hanya dengan lauk jantung pisang dicampur garam.
"Saya punya prinsip, kalau saya makan ya santri makan. Kita dulu pernah udah enggak ada makanan, enggak ada lauk, adanya jantung pisang. Terus kita potong-potong, kita rebus pakai garam, makan nasi sama sambalas."
"Jadi ini ponpes enggak ada sekolah umum, khusus pendidikan agama. Dan saya menjamin, keluar dari pondok pesantren ini Insya Allah jadi orang berilmu yang mengamalkan ilmunya ulama yang lurus," sambung dia.