Mengurai Jejak Parpol Berhaluan Nasionalis, PNI Partai Pertama Sukarno
- Istimewa
Trilogi ini kemudian menjadi pedoman bagi PNI dalam mencapai tujuannya. PNI benar-benar serius dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Karena itulah, muncul asas yang dijadikan landasan dari pergerakan PNI. Asas tersebut meliputi tekad PNI untuk berjuang secara mandiri tanpa bantuan siapa pun, menolak bekerjasama dengan pemerintah Belanda dalam bentuk apapun dan bersikap antipati terhadap mereka.
Pada akhir Desember 1929, PNI memiliki sebanyak 10.000 anggota. Hal ini kemudian membuat para pihak berwenang merasa khawatir, sehingga Sukarno dan tujuh pemimpin partai lainnya ditangkap pada Desember 1929.
Mereka diadili karena dianggap mengancam ketertiban umum. Akibat permasalahan ini, PNI pun dibubarkan pada 25 April 1931.
Sampai akhirnya, pada 19 Agustus 1945, Sukarno yang baru saja dilantik menjadi presiden dalam rapat bersama PPKI mengusulkan untuk membentuk negara partai sebagai media bagi rakyat dalam mendukung pemerintah. PPKI kemudian mendirikan partai negara yang dinamai Partai Nasional Indonesia, diambil dari nama partai pra-perang Sukarno.
Beberapa tokoh seperti Sunaryo, Moh. Hatta, Gatot Mangkoepradja, Soepriadinata, Maskun Sumadiredja, Amir Sjarifuddin, Wilopo, Hardi Suwiryo, Ali Sastroamidjojo, Djuanda Kartawidjaja, Mohammad Isnaeni, Supeni, Sanusi Hardjadinata dan Sarmidi Mangunsarkoro termasuk dedengkotnya PNI yang memiliki andil besar selama perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Cita-cita PNI untuk memperoleh kemerdekaan bagi bangsa dan rakyat Indonesia terwujud berkat keberanian para tokohnya berjuang melawan Belanda sampai harus mendekam di penjara.