Tragedi Geger Pecinan dan Upaya Kolonial Membantai Etnis Tionghoa
- Dok/Wiki Commons
Terlebih lagi, saat itu ancaman wabah penyakit tengah menghantui Batavia. Hubungan antara keduanya menjadi semakin buruk saat sekelompok orang Tionghoa mencoba membebaskan tahanan dari penjara.
Pada Juli 1740, razia kembali dilakukan. Namun, kali ini ditujukan kepada orang Tionghoa yang dipandang mencurigakan dan membahayakan keamanan publik.
Selain itu, orang Tionghoa yang menganggur akan segera dibuang ke Sri Lanka, koloni VOC yang dijadikan tempat pembuangan. Bahkan bangsawan Nusantara seperti Pangeran Mangkunegara juga dibuang ke tempat tersebut.
Akibat tindakan sewenang-wenang VOC, penduduk Tionghoa semakin resah dan berani melawan.
Pada September 1740, lebih dari 1.000 orang Tionghoa bergerombol di pabrik gula Gandaria (kini kawasan Jakarta Selatan).
Nama tokoh Cina yang melawan VOC di Batavia adalah Kapitan Sepanjang alias Tay Wan Soey.
Orang Tionghoa dilucuti haknya Akibat gerakan dari etnis Tionghoa tersebut, kondisi keamanan di Batavia dianggap gawat darurat.