Kelakar Ma'ruf Amin ke Supian-Chandra soal Isi Tas di Pilkada Depok: Kalau Kalah Kiai Mondok Lagi

Eks Wapres RI, Ma'ruf Amin di acara PKB Depok
Eks Wapres RI, Ma'ruf Amin di acara PKB Depok
Sumber :
  • Istimewa

"Itu lah, maka kiai dari dulu selalu mengambil peran politik. Ada yang mengatakan NU itu tidak terkait dengan kegiatan politik, saya kira itu tidak betul," tuturnya.

Ma'ruf Amin menjabarkan, bahwa Hadratun Hasyim Asya'ri, Hadratun Wahab Hasbullah, Hadratun Sihab Rizik tidak pernah meninggalkan politik praktis dari awal republik ini berdiri.

"Ketika di awal republik memang NU tidak memgambil politik dan dititipkan ke Masyumi, namun ketika Masyumi kerjasamanya tidak baik, Kiai Wahab Hasbullah ukhuwahnya kusiriah ukuwahnya kusir dan kuda," ujarnya.

"Mereka (Masyumi) jadi kusirnya, NU jadi kudanya. Akhirnya NU tidak mau menjadi kuda terus, dan akhirnya pisah membuat partai sendiri namanya Partai Nahdlatul Ulama tahun 1952," jelas Ma'ruf Amin. 

Kemudian pada Pemilu 1999 dapat nomor 3. Menurutnya, kalau tidak karena pertolongan Allah itu tidak mungkin, partai baru dapat nomor 3.

"Begitu kita dorong Gus Dur jadi presiden, jadi presiden. Saya bilang waktu itu bukan PKB hebat, tapi ada Inayah Rabbaniyah, pertolongan Allah," tuturnya.

"Kalau bukan pertolongan Allah, partai baru, nomor 3, jadi presiden, tidak punya duit, cuma punya semangat saja," sambungnya.