Hasto Resmi Jadi Tersangka Kasus Suap, Rocky Gerung: Kenapa Ga dari Dulu Aja?
- Istimewa
Siap –Kabar sekretaris jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kritiyanto yang resmi ditetapkan tersangak kasus dugaan suap oleh KPK terus menjadi sorotan publik.
Terkait hal tersebut, pengamat politik Rocky Gerung mengatakan bahwa kasus hukum yang menimpa Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto iti diduga merupakan agenda politik yang diarahkan oleh Jokowi.
“Hasto, orang nomor dua di PDIP itu dinyatakan sebagai tersangka. Kita membayangkan bagaimana Prabowo harus mengatasi dinamika ini. Ada kesulitan ekonomi dan kepentingan politik yang menghendaki supaya yang disebut Ibu Mega kongres nanti itu gagal atau dikuasai oleh pihak luar,” ujar katanya seperti dikutip kanal Youtube Rocky Gerung Official Rabu 25/12/2024.
Lebih lanjut Rocky Gerung mengatakan, dalam benak publik, ada persepsi bahwa Jokowi berambisi untuk mengintervensi partai-partai politik, termasuk PDIP.
"Kan merampok Demokrat aja pada waktu itu gagal, apalagi merampok PDIP," kata Rocky. Ia juga menyinggung ambisi Jokowi untuk memperkuat dinasti politiknya melalui putranya, Gibran Rakabuming. Menurut Rocky, langkah politik Jokowi ini dapat memicu ketegangan yang lebih besar, terutama di tahun depan.
"Jokowi punya keinginan yang kuat supaya tidak ada yang mengganggu niat atau ambisi beliau untuk meneruskan dinastinya. Social unrest pasti akan tumbuh, disparitas akan menyebabkan juga ketegangan politik melebar ke mana-mana,"ungkapnya.
Di sisi lain, Rocky menyoroti posisi Prabowo yang dinilai terlalu permisif terhadap tekanan politik Jokowi.
“Sementara publik menganggap bahwa Pak Prabowo terlalu dekat atau bahkan, dalam tanda petik, terlalu patuh pada sinyal dari Pak Jokowi,” katanya.
Rocky juga mengritik proses hukum terhadap Hasto yang dinilai mencurigakan.
"Kenapa enggak dari dulu aja Hasto yang diprosesi di KPK? Orang tetap melihat bahwa KPK menjalankan semacam agenda politik dari Jokowi," katanya.
Dinamika politik yang melibatkan Jokowi, PDIP, dan Prabowo ini, menurut Rocky, adalah kompleksitas yang akan stabilitas politik nasional ke depannya.
“Apa yang diputuskan bisa berbeda dengan apa yang kemudian dikerjakan. Jarak antara election dan decision itu yang menentukan kondisi politik,” tandasnya.