Deolipa Yumara soal Kasus Akseyna UI: Jangan Sampai Jadi Kejahatan Sempurna!
- Istimewa
Siap – Misteri atas kasus dugaan pembunuhan sadis yang menewaskan mahasiswa UI, Akseyna Ahad Dori hingga kini belum juga menemukan titik terang.
Peristiwa yang terjadi delapan tahun silam itu seolah menemukan jalan buntu. Polisi seakan dibuat tak berdaya untuk mengungkap dalang atas dugaan pembunuhan sadis tersebut.
Menanggapi kejadian itu, mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara menilai, kasus ini akan semakin sulit diungkap karena telah berlangsung cukup lama.
"Karena kasus ini sudah lama, maka membuktikannya makin lama, makin susah ya. Tapi harapan kita polisi fokus terhadap kasus ini," katanya pada siap.viva.co.id dikutip Kamis, 26 Oktober 2023.
"Karena kasihan ini, ada hak dari orangtua almarhum yang kemudian mengalami kekecawaan. Saya juga turut prihatin, dan turut berduka ya. Tapi yang jelas ini harus dipertanyakan terus pekerjaan-pekerjaan penyidik ini," sambung dia.
Deolipa menyarankan, tim penyidik Polri untuk bekerjasama dengan detektif luar negeri, seperti dalam pengungkapan kasus kejahatan yang terjadi di Bali beberapa waktu lalu.
"Kalau perlu bantuan detektif atau apa dari luar negeri ya bisa juga harusnya. Soalnya ini kalau enggak ketemu (pelakunya) maka menjadi satu-satunya atau salah satu kasus yang kemudian pelakunya tidak diketahui."
"Kan ada adagium, bahwasanya tidak ada kejahatan yang sempurna. Namun kemudian kalau kasus Akseyna ini tidak diketahui pelakunya berarti ini kejahatan yang sempurna, kan gitu," timpalnya lagi.
Deolipa berharap, agar polisi bisa mempertahankan adagium agar tetap berlaku, dan jangan sampai kasus ini buyar.
"Kemudian malah dianggap sebagai kejahatan yang sempurna. Jadi ini kita memang harus meminta supaya teman-teman polisi serius, atau atensi terus terhadap perkara ini," ujarnya.
Selain itu, Deolipa juga sempat menyinggung sistem keamanan kampus UI, dan dinilai kurang tanggap dalam mengadapi sebuah persoalan.
"Nah ini juga buat kampus UI mungkin CCTV harus diperbanyak, supaya enggak ada kasus terulang. Karena di UI ini ada hutannya juga, ada danaunya juga, banyak sudut-sudut yang gelap-gelap juga, kan gitu," katanya.
Deolipa mengaku, pihaknya pun siap jika diminta untuk ikut mendorong kasus Akseyna ini agar segera terungkap, sehingga tidak terbengkalai begitu saja.
"Ya kalau ada permintaan bantuan hukum tentu kami pasti akan melakukan pembantuan hukum terhadap perkara Akseyna ini. Hanya saja, kan ini perkara yang terbilang sulit ya," kata dia.
"Tapi kalau diatensi kan benar-benar, pasti ini dapat (pelaku) sebenarnya. Sama seperti kasus yang di Subang. Itu juga kan perlu waktu bertahun-tahun atau beberapa kasus lain," timpalnya lagi.
Sebagaimana diketahui, Akseyna ditemukan tewas di Danau Kenanga, kampus UI, Depok, Jawa Barat pada Kamis, 26 Maret 2015, silam.
Saat itu, jasad pemuda yang akrab disapa Ace ini terlihat mengenakan pakaian lengkap, tas gemblok, dan sepatu.
Dari hasil olah TKP, polisi menemukan sejumlah barang bukti. Di antaranya, tumpukan batu di dalam tas Ace, dan adanya secarik kertas yang diduga ditulis oleh dua karakter berbeda.
Surat itu didapati penyidik di dalam kamar kos Ace, di kawasan Beji, Depok.
Nah, hingga berita ini diturunkan, polisi belum juga berhasil mengungkap siapa pelaku pembunuhan sadis yang menewaskan mahasiswa MIPA UI tersebut.