Mahasiswa UI Protes Insenerator Sampah, Chandra Sentil Petahana Depok: Menurut Saya Ugal-ugalan

Ilustrasi sampah Depok. Chandra kritik penggunaan insenerator
Sumber :
  • Istimewa

Chandra menambahkan, memang saat ini sudah ada wacana insenerator generasi ke empat, yang menggunakan elektron. Konon dioksinya sudah tidak ada. 

"Tapi itu kan belum. Bahkan di Jepang aja pengolahan sampah sekarang pakai insenerator generasi pertama, seperti konsep tungku bakar," ucapnya. 

"Jadi, ini potensinya membahayakan. Pertanyaannya apakah kemudian kita sanggup membiayai air pollution control? Itu satu. Ke-dua kontrolnya gimana?" tanya Chandra lagi. 

Karena, lanjut dia, alat pengukur dioksin belum ada di Indonesia.  

"Kalau kita mau ukur dioksin, itu lab-lab di Indonesia semuanya ke Eropa. Harus ngukur ke Eropa dan harganya sangat-sangat tinggi," paparnya.

"Jadi terkait (keluhan) tadi, pastinya kami akan kaji lagi (keberadaan insenerator), setelah dilantik (jika terpilih), kami akan kaji lagi secara mendalam terkait aspek-aspek dari aspek lingkungan, terutama terkait aspek kesehatan masyarakat. Pasti kita akan kaji lagi," tegas aktivis alumni UI tersebut.