Kasus Pembubaran Acara Seminar di Kemang Memanas, Anies: Rakyat Terus Memantau, Akankah..

Potret kolase Anies Baswedan
Sumber :
  • Istimewa

SiapKasus pembubaran acara seminar di Kemang oleh sejumlah oknum preman terus menjadi sorotan publik dan makin memanas meski terduga pelaku kini sudah diamankan oleh pihak kepolisian.

Bahkan, pasca viralnya video pembubaran acara seminar yang dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional tersebut terus menuai beragam sorotan dari berbagai pihak, tak terkecuali Anies Baswedan.

Disitat dari unggahan akun X miliknya, Anies Baswedan menuliskan bahwa kebebasan berbicara dan berpendapat sebagai salah satu prinsip demokrasi yang telah dilindungi oleh konstitusi haruslah dihormati.

"Maka kita perlu mengecam aksi premanisme penuh kekerasan yang membubarkan diskusi diaspora dan aksi damai Global Climate Strike, yang terjadi dalam hari berurutan," tulis Anies Baswedan seperti dikutip akun X @aniesbaswedan.

Anies juga menuliskan bahwa dirinya memberikan dukungan penuh kepada Kapolri beserta jajarannya agar bisa mengusut tuntas terkait peristiwa tersebut.

"Kita dukung penuh pak Kapolri @ListyoSigitP beserta jajarannya agar bisa segera mengusut tuntas semua peristiswa ini. Tidak hanya terhadap para pelaku di lapangan, tapi juga otak di baliknya," tulisnya.

"Rakyat tentu memantau, akankah hukum di negeri ini lunglai terhadap pembungkaman kebebasan berbicara?," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, kasus pembubaran acara seminar di Kemang, setelah berhasil mengamankan sejumlah pelaku, aparat kepolisian kini memburu orang yang pertama kali menyebarkan video aksi tersebut.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Rahmat mengungkapkan bahwa pihaknya bakal memanggil orang yang pertema kali merekam dan menyebarkan video aksi pembubaran tersebut ke media sosial.

Karena menurutnya, video yang beredar itu dipotong-potong lalu diberi narasi yang tak seutuhnya.

"Setelah peristiwa itu terjadi ada beberapa video yang beredar yang mungkin dipotong-potong kemudian diberi narasi tapi itu tidak seutuhnya seperti yang disampaikan di beberapa video di media sosial," kata Ade Rahmat di Jakarta, Minggu (29/9) seperti dikutip CNN.

Lebih lanjut Kapolres mengatakan, bakal mendalami motif pelaku yang menyebarkan video tersebut.

"Kami akan dalami persoalan ini," kata dia.

Tak hanya itu, Kapolres juga menyebut bahwa pada hari tersebut ada kegiatan seminar atau diskusi di hotel itu, namun tak ada pemberitahuan kepada pihak Kepolisian.

Kemudian ada kegiatan aksi tandingan unjuk rasa di depan Hotel Grand Kemang yang tidak menginginkan kegiatan di dalam hotel berlangsung.

"Kami tetap melakukan pengamanan meski tidak ada pemberitahuan kegiatan yang dipimpin Kapolsek [Mampang] di depan hotel," kata dia.

Kemudian tiba-tiba ada beberapa orang massa yang menyusup lewat pintu belakang yang merupakan pintu karyawan dan ada beberapa yang sudah berada di dalam hotel saat kegiatan berlangsung.

"Kami sedang mendalami kemungkinan sudah menginap di hotel tersebut," kata dia.

Ia mengatakan kehadiran petugas Kepolisian untuk memberikan pengamanan agar tidak terjadi gesekan di tempat tersebut antara dua kelompok ini dan tetap mengedepankan langkah yang humanis.

"Apabila ada pelanggaran, kami melakukan penegakan hukum," kata dia.

Diketahui, Video pembubaran acara seminar yang digelar di Hotel Grand Kemang Jakarta Selatan pada Sabtu (28/9) pagi yang dilakukan puluhan orang yang masuk secara paksa ke lokasi seminar viral di media sosial.

Atas kejadian itu, aparat kepolisian akhirnya menangkap lima pelaku pembubaran dan perusakan diskusi tokoh nasional di hotel Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu (28/9) lalu.

Dua di antara yang ditangkap itu sudah ditetapkan jadi tersangka.

Dalam konferensi pers yang menghadirkan para terduga, Polda Metro Jaya mengungkap peran lima orang yang terindikasi sebagai pelaku pembubaran dan perusakan diskusi di Hotel Grand Kemang tersebut.

"Kelima orang yang kami tangkap adalah FEK, GW, JJ, LW dan MDM," kata Wakapolda Metro Brigjen Pol Djati Wiyoto Abadhy di Jakarta.