Petualangan Batalyon 454 Banteng Raider Ketika Peristiwa Gerakan 30 September 1965
- Istimewa
Cerita romansa tentang operasi penumpasan DI/TII jadi sajian utama. Saat operasi itu, Letkol Untung merupakan Komandan Batalyon 454 Banteng Raider, dengan markas di Srondol, Semarang.
Suasana semakin cair ketika Letkol Untung berjumpa Komandan Batalyon 530/Brawijaya Mayor Infanteri Bambang Soepeno.
Pada saat Operasi Djaja Widjaja pembebasan Irian Barat, Letkol Untung dan Mayor Infanteri Bambang Soepeno turun palagan sebagai satu pasukan Komando Mandala di bawah pimpinan Soeharto.
Curi-curi kesempatan sebagai sobat lama, Letkol Untung lalu mengajak kedua Batalyon: 454 dan 530 untuk beraksi dengan tujuan utama mengamankan Presiden Sukarno dari ancaman kudeta Dewan Jenderal.
Isu Dewan Jenderal sempat meramaikan pemberitaan setelah PKI menuduh beberapa jenderal aktif berupaya bersekongkol untuk menjungkal Bung Karno dari kursi presiden.
Kedua pasukan pun sepakat. Mereka lalu berpisah jalan dengan Batalyon 328. Selain mendapat bala bantuan dari kedua pasukan, Untung juga menggalang kekuatan dengan beberapa tokoh penting PKI.
Pada 29 September 1965, menurut Alex Dinuth dalam Dokumen Terpilih Sekitar G30S/PKI, Letkol Untung sebagai Ketua Dewan Revolusi mendemisionerkan Kabinet Dwikora dan memutuskan kedua pasukan, Batalyon 454 dan 530 menjadi tenaga cadangan Gerakan 30 September.