Bernyali Bongkar Dugaan Korupsi Pimpinan, Sandi Damkar Depok Cuma Takut 3 Sosok Ini

Deolipa (tengah) laporkan dugaan korupsi pejabat Damkar Depok
Sumber :
  • siap.viva.co.id

Siap – Petugas Damkar Depok, Sandi Butar Butar secara resmi telah melaporkan kasus dugaan korupsi atasannya ke pihak kejaksaan pada Senin, 9 September 2024. 

Dalam laporannya itu, Sandi didampingi kuasa hukum, Deolipa Yumara. Ada sejumlah bukti dugaan korupsi yang dibawa ke Kejari Kota Depok, Jawa Barat.

Sandi menegaskan, bahwa keluhan ini juga mendapat dukungan dari sebanyak 80 pegawai honorer Dinas Damkar Depok.

"Beberapa bukti sama dokumen file anak-anak dari 80 orang (pegawai honorer Damkar Depok) udah tanda tangan, untuk siap mendukung," katanya pada awak media.

Sandi mengaku siap dengan segala risiko atas laporan yang dibuatnya ini. 

"Iya siap. Karena saya cuma takut sama tiga mas. Yang Maha Kuasa (Tuhan), almarhum ibu saya, sama dua anak saya perempuan, udah yang lain saya nggak pernah takut," tegasnya. 

Lebih lanjut ketika disinggung berapa potensi total kerugiaan negara atas dugaan korupsi tersebut? Sandi mengaku tidak tahu persis.

Namun semuanya ada dalam bukti yang telah ia serahkan pada Kejari Depok. 

"Kalau untuk dikaji nanti kan penyelidikan hukumnya nanti yang akan tahu. Kalau untuk saya menduga-duga (belom berani?)," ujarnya.

Namun yang jelas, kata Sandi, sebanyak 80 pegawai honorer Damkar Depok siap menjadi saksi.

"Anak-anak (pegawai Damkar) udah siap semua jadi saksi, 80 honorer di Kota Depok."

Adapun dugaan korupsi yang dilaporkan Sandi dan tim, di antaranya soal pengadaan barang atau alat kelengkapan dinas. 

"Kaya misalnya perawatan-perawatan, terus kalau misalnya alat-alat gitu kan udah tertera di pembagiannya itu berapa (duitnya), tapi fakta lapangan yang ada di Kota Depok, yang dibagiin itu tidak sesuai. Kami siap semua jadi saksi," tuturnya.

Sandi juga mengaku tidak tahu persis sejak kapan dugaan korupsi itu terjadi. "Kalau sejak kapannya kita enggak bisa ya menduga-duga, tapi istilahnya kami anggota di lapangan itu dari awal masuk juga udah merasakan kejanggalan semua," katanya. 

Bahkan menurutnya, alat rusak bukan temuan lagi, tapi fakta lapangan. 

"Nah itu bukan hanya di Cimanggis saja yang dibenerin, tapi di UPT-UPT lain belum menyeluruh," ujarnya. 

Gaji Tak Sesuai

Sementara itu, pengacara Sandi, Deolipa Yumara mengatakan, ada sebanyak 80 pegawai honorer Damkar Depok yang telah siap memberikan hak pendampingan hukum atas kasus ini. 

"Ya mereka sudah meminta bantuan kami umntuk menjadi kuasanya," kata dia.

Selain soal dugaan korupsi, puluhan pegawai honorer Damkar Depok itu juga mengeluhkan gaji yang dinilai tidak sesuai standar upah minimum kota atau UMK. 

Pada Deolipa, mereka mengaku hanya mendapat honor sekira Rp 3 juta-an dari nilai UMK Depok yang besarannya di atas Rp 4 juta. 

Parahnya lagi, banyak dari mereka yang telah belasan tahun mengabdi namun hanya sebatas pegawai honorer.

"Nah ini berarti kan ada kejanggalan juga, maka kami hadir untuk memperjuangkan hak-hak hidup mereka, kesejahteraan mereka, dan tentunya sebenarnya yang diperjuangkan adalah keamanan masyarakat," katanya. 

"Jadi masyarakat Kota Depok ini harus dijaga. Siapa yang menjaga kan salah satunya tim Damkar," sambungnya lagi.

Menurut Deolipa, jika Tim Damkar Depok diabaikan sama saja dengan mengabaikan keselamatan warga.

"Gaji tidak sesuai dengan gaji pokok. Gaji cuma Rp 3 jutaan, apa bisa sanggup Rp 3 jutaan sebulan?" tanya dosen UI tersebut. 

"Makanya mereka ngadu ke kami, ini banyak yang cari sampingan jadi ojol (ojek online), akhirnya pinjaman online juga ada. Mereka terlibat semua, akhirnya sengsara semua, dan ini rasanya Pemkot Depok abai," timpalnya lagi.